Ahad 26 Apr 2015 14:30 WIB

Ada Partai Bulan Bintang di Yakuhimo

Pengurus Partai Bulan Bintang.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengurus Partai Bulan Bintang.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh A Syalaby Ichsan

Di restoran Royal Safari Garden, Bogor, pemuda Papua itu khusyuk menghabiskan sepiring nasi goreng. Seperti kebanyakan pengunjung lain nya, dia pun berseragam putih bermotif hijau. Tak ketinggalan emblem logo bulan dan bintang melekat di dadanya.

Nico Soll merupakan peserta Muktamar IV Partai Bulan Bintang (PBB) asal Yahukimo, Papua. Di daerah asalnya, Nico bukan orang sembarangan. Dia adalah ketua DPC PBB Kabupaten Yahukimo sekaligus anggota DPRD. Di tingkat legislatif, Nico menjabat sebagai anggota komisi bidang pendidikan.

Delegasi asal Papua bukan hanya Nico. Ada sebanyak 34 anggota Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Papua yang ikut menjadi peserta muktamar. Kehadiran mereka melengkapi 662 peserta ajang lima tahunan untuk memilih pengurus DPP baru.

Dari Yahukimo, Nico datang bersama sekretarisnya. Mereka sempat tinggal sepekan di Jayapura untuk konsolidasi. "Ini untuk kaderi sasi,"ujar nya saat berbincang dengan Republika, di Bogor, Sabtu (25/4).

Ayah dua anak ini bergabung dengan partai Islam itu sejak 2014. Meski beragama Kristen, Nico tak sungkan untuk bergabung dengan PBB. Sejak belajar di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Muhammadiyah, Jayapura, dia sering berinteraksi dengan orang Islam. "Saya kuliah di sekolah Islam, sekarang berpartai pun di partai Islam," ujarnya.

Sejauh ini ia mengaku puas dengan sikap DPW Papua yang mau menampung aspirasi pengurus cabang di kabupaten dan kota. Tak hanya itu, para ketua DPC PBB di Papua pun legawa ketika harus kalah suara saat pemilu legislatif. "Ini juga ajaran Allah," ujarnya.

Di Yahukimo, partai yang lahir saat reformasi ini baru ikut pileg pada tahun lalu. Nico yang baru lulus kuliah pun semangat untuk mendaftar menjadi kader. Dikenalkan oleh kawannya asal Jawa, Ismail, Nico percaya PBB kendaraan politik yang tepat baginya. Meski partai kecil, Nico yakin PBB bisa berkembang karena dia menjadi pemimpin.

Nico lantas turun berkampanye dari distrik ke distrik. Dia mengerahkan puluhan truk dan mobil pikap untuk berkeliling kampung. Bantuan untuk sewa kendaraan diperolehnya dari partai lain, seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). "Kebetulan saya punya teman juga di sana. Kita saling bantulah," jelasnya.

Sebagai anak suku Kimyal, Nico tahu benar bagaimana cara merebut hati warga Yahukimo. Terlebih, kata dia, suku Kimyal dikenal fanatik dan punya soliditas yang tinggi.

Dengan pergaulan yang luas, dia berhasil mengantarkan PBB meraih 8.000 suara. Nico lantas melaju sebagai anggota DPRD. Untuk pertama kalinya, PBB mampu mendapat satu kursi di Yahukimo. Di seluruh distrik di Papua, PBB men- dapat suara 16.265. Nico yakin PBB mampu besar di tanah kelahirannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement