REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) yang mengatakan Indonesia bukan negara syariah, sehingga mau telanjang bulat atau tertutup itu urusan idividu, menuai kritik dari sejumlah masyarakat.
Pelaksana tugas Ketua Bidang Pendidikan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas menilai sebagai pejabat publik, Ahok seharus memperhatikan nilai-nilai ajaran agama.
"Itu bukan berarti bahwa negara ini tidak akan memperhatikan nilai-nilai dari ajaran agama, karena sila pertama dari Pancasila yang merupakan falsafah dan ideologi bangsa Indonesia," jelasnya, Republika, Jum'at (24/4).
Ia menjelaskan, sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa seharusnya menjadi sikap batin yang paling dasar yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Terlebih Ahok adalah Pemimpin Ibu Kota Negara Indonesia, yang seharusnya memiliki pemahaman dan pengamalan yang lebih terhadap Pancasila.
Abbas melanjutkan, sila pertama dari Pancasila harus menjiwai serta mewarnai sila kedua, ketiga, keempat dan kelima, bahkan Undang Undang Dasar 1945.
"Jadi oleh karena itu kalau Ahok sebagai gubernur tidak mau peduli denga nilai-nilai ajaran agama dalam kebijakan yang dibuatnya, maka ini berarti ahok tidak mendukung falsafah dan ideologi Pancasila yang harus ia dukung dan perjuangkan," jelasnya.