REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Warga Jakarta masih merasakan imbas kemacetan akibat pengaturan jalan berkaitan dengan melintasnya delegasi Konferensi Asia Afrika ke Bandung, Jumat (24/4) pagi.
Salah satunya Rininda Mutia (25) yang terpaksa berjalan kaki dari Stasiun Sudirman menuju kampusnya di daerah Bendungan Hilir karena tidak ada kendaraan yang boleh melintas di sana. "Serasa car free day hari Jumat pakai baju kantor," kata dia di Jakarta, Jumat (24/4).
Bambang Pranata (25), karyawan yang kantornya berlokasi di kawasan Sudirman, terpaksa menempuh perjalanan lebih lama karena jalur yang biasa dilaluinya ditutup. Biasanya dia hanya perlu menempuh waktu 45 menit untuk sampai dari rumahnya di kawasan Jakarta Timur ke Sudirman. Hari ini, dia baru tiba ke kantor setelah dua jam perjalanan.
"Soalnya ditutup di bundaran Senayan setelah Al Azhar, jadi kita dialihkan ke arah Hang Tuah, lewat Senayan City, Asia Afrika, TVRI. Nah di TVRI, jalanan ditutup lagi jadi kita kebuang lagi ke DPR/MPR, Jakarta Design Center, baru deh bisa ke Pejompongan masuk ke Benhil belakang," ujarnya.
Bambang mengungkapkan dirinya sebagai warga Indonesia bangga karena kota Jakarta dan Bandung menjadi tuan rumah Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika. Namun, dia berharap seharusnya ada antisipasi demi mencegah dampak kemacetan seperti hari Jumat.
"Seperti contohnya di Bandung, perkantoran diliburkan sehingga pekerja kantor tidak dipersulit dengan mencari jalan alternatif akibat imbas buka tutup jalan," ujar dia.
Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika 2015 di Bandung, Jawa Barat dihadiri para kepala negara dan pemerintahan yang melakukan napak tilas (historical walk) dari depan Hotel Savoy Homann ke Gedung Merdeka.
Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla, PM Malaysia Najib Razak, Presiden Cina Xi Jinping, Presiden Myanmar Thein Sein, dan puluhan pemimpin Asia Afrika lainnya termasuk negara termuda di Asia Afrika, Timor Leste.
Napak tilas ini mengenang hal yang sama dilakukan oleh para pendahulu seperti Presiden Soekarno, PM India Jawaharlal Nehru, Presiden Mesir Gamal Abdul Naser, dan para pemimpin lainnya pada KAA 1955 atau 60 tahun yang lalu.