Jumat 24 Apr 2015 10:15 WIB
Konferensi Asia Afrika 2015

CORE: KAA 2015 Harus Jadi Momen Pembelajaran

Rep: Sonia Fitri/ Red: Satya Festiani
Delegasi peserta Konferensi Parlemen Asia Afrika menghadiri pembukaan Konferensi Parlemen Asia-Afrika di Gedung Nusantara, DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (23/4).  (Republika/Agung Supriyanto)
Delegasi peserta Konferensi Parlemen Asia Afrika menghadiri pembukaan Konferensi Parlemen Asia-Afrika di Gedung Nusantara, DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (23/4). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Selang 60 tahun berlalu sejak dialog Asia-Afrika dirintis, Indonesia semestinya dapat mengambil banyak pelajaran berharga dari keberhasilan beberapa negara Asia. Mereka ialah negara yang mampu bangkit ekonominya dari ketertinggalan hingga menjadi negara yang maju dan disegani.

"Korea, misalnya, berhasil melakukan transformasi menjadi negara maju berpendapatan tinggi dengan mengandalkan pembangunan industri manufaktur berteknologi tinggi," kata Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Hendri Saparini dalam rilis yang diterima pada Kamis (23/4).

Hendri juga menyebut Tiongkok yang berhasil menjadi raksasa ekonomi dunia dan mereduksi tingkat kemiskinan secara fantastis melalui industrialisasi dan mendorong investasi secara besar-besaran. Negara tetangga Malaysia pun telah mencontohkannya. Di mana ia tidak hanya mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dengan sangat signifikan mendongkrak kualitas sumber daya manusianya.

Maka, di pekan gelaran peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) yang dihadiri oleh para petinggi dari 109 negara, Indonesia betul-betul mesti banyak belajar. Bahkan, momen tersebut mestinya menjadi langkah upaya mengakhiri dominasi negara-negara maju di World Bank, IMF, dan ADB untuk kemudian direposisi dengan peran Indonesia dalam perekonomian global.

"Sebagai pelopor KAA, Indonesia seharusnya dapat mengoptimalkan forum-forum internasional seperti ini untuk menggalang kekuatan dan memperjuangkan kepentingan bersama negara-negara berkembang khususnya dalam forum-forum internasional yang lebih luas," ujarnya. Disamping itu, dari sisi kepentingan nasional, perhelatan besar ini idealnya juga dimanfaatkan untuk melakukan kerjasama yang dapat lebih mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement