Selasa 26 May 2015 03:13 WIB

KAA dan GNB Diajukan Sebagai Memory of The World

Rep: c 13/ Red: Indah Wulandari
 Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) bersama Wapres Jusuf Kalla (ketiga kanan) melepas kepulangan Kepala Negara dan Delegasi Asia Afrika usai puncak Peringatan ke-60 tahun Konferensi Asia Afrika, di Balai Pakuan, Bandung Jumat (24/4). (Antara/Yudhi Mahatma)
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) bersama Wapres Jusuf Kalla (ketiga kanan) melepas kepulangan Kepala Negara dan Delegasi Asia Afrika usai puncak Peringatan ke-60 tahun Konferensi Asia Afrika, di Balai Pakuan, Bandung Jumat (24/4). (Antara/Yudhi Mahatma)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII) mengajukan Konferensi Asia Afrika (KAA) dan Gerakan Non Blok (GNB) untuk diakui dalam ingatan kolektif dunia atau Memory of The World.

Kepala PDII LIPI Sri Hartinah mengatakan, hasil KAA dan GNB berpengaruh kuat bagi negara-negara di Asia dan Afrika.

“Terutama dalam memperjuangkan kepentingan ideologi dan kepentingan praktis negara-negara tersebut,” ujar Sri melalui siaran pers, Senin (25/5).

Menurut Sri, keberhasilan arsip KAA dan arsip GNB sebagai Memory of the World jelas akan menjadi referensi dunia. Sehingga, lanjut dia, hal ini bisa memperkaya proses diplomasi Indonesia di kancah internasional ke depan.

Sri juga mengungkapkan, Komite Nasional MOW Indonesia telah mengajukan arsip KAA pada tahun 2014 dan GNB pada tahun 2016 mendatang untuk diakui ingatan kolektif dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement