Kamis 23 Apr 2015 04:30 WIB

Sidak Kos-kosan Digelar Usai KAA Kelar

Rep: C17/ Red: Yudha Manggala P Putra
Suasana kamar kosan tempat terjadinya pembunuhan Deudeuh Alfisahrin saat prarekonstruksi yang terletak di Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (17/4). (Republika/Raisan Al Farisi)
Suasana kamar kosan tempat terjadinya pembunuhan Deudeuh Alfisahrin saat prarekonstruksi yang terletak di Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (17/4). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke setiap rumah kos untuk mengantisipasi penyalahgunaan tempat setiap penghuni pascarangkaian acara Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika.

Walikota Jakarta timur, Bambang Musyawardana mengatakan, rencananya sidak setiap kos tersebut akan dilakukan pekan depan seusai rangkaian acara KAA.

"Kita belum lakukan karena menunggu rangkaian acara KAA selesai. Jakarta Timur menjadi akses para tamu negara datang (Bandara Halim Perdana Kusuma), kita menghargai hajat negara, jadi kemungkinan minggu besok kita lakukan," terang Walikota Jakarta Timur, Bambang Musyawardhana kepada wartawan saat di konfirmasi, Rabu (22/4) siang.

Lebih lanjut Bambang menambahkan, pihaknya telah meminta setiap camat untuk mengumpulkan data rumah kos yang akan dijadikan target sidak. Pendataan itu melihat permasalahan izin, ataupun diduga dijadikan tempat prostitusi.

"Kita sudah punya datanya, setiap camat juga saya sudah minta mendata titik mana saja yang akan jadi target dan kita akan rapatkan besok," lanjutnya.

Sidak dan pendataan rumah kos, menurutnya perlu dilakukan secara intensif. Selain meminimalisir terjadinya tempat prostitusi, tindakan itu juga untuk menekan tindakan negatif lainnya seperti narkoba serta ajaran sesat yang sering disalah gunakan oleh tiap penghuninya. "Kalau ada permasalahan sosial tentu akan kita atasi yah, dan perlu kita lakukan secara intensif."

Bambang mengimbau kepada pemilik kos untuk lebih mengetatkan pengawasan serta melakukan pendataan lengkap kepada penghuni.

"Saya juga mengimbau agar pemilik kos untuk mendata para penghuninya dengan lengkap, lalu ada pembatasan untuk tamu yang datang, misalkan kosan wanita disediakan ruang khusus tamu jadi dia gak masuk ke dalam kamar. Pemilik juga harus mengawasi setiap tamu yang datang, kebanyakan kan pemilik kos tinggal di mana kosannya ada di mana," tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement