Rabu 22 Apr 2015 14:05 WIB
Konferensi Asia Afrika 2015

Aher: Bandung Harus Jadi Kiblat Asia Afrika

Rep: c01/ Red: Satya Festiani
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan alias Aher.
Foto: Republika
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan alias Aher.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menyatakan Kota Bandung sebagai Ibu Kota Asia Afrika harus dapat menjadi kiblat bagi negara-negara Asia Afrika. Aher melihat upaya Kota Bandung membangkitkan semangat smart city dapat menjadi langkah awal yang baik.

"Kalau dulu Bandung menghasilkan Dasasila Bandung, maka sekarang Smart City, pengelolaan kota, yang sangat bagus," ungkap Aher di sela berlangsungnya Asia Africa Smart City Summit (AASCS) 2015 di The Trans Luxury Bandung, Rabu (22/4).

Karena itu, Aher berharap agar Aher juga menyatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan memberi dukungan penuh terhadap upaya Kota Bandung menuju smart city. Ia menilai konsep smart city dapat menciptakan pengelolaan kota yang sangat baik dan efisien. Selain itu, Aher juga menyatakan akan ada pembacaan deklarasi di hari terakhir AASCS 2015.

Dalam deklarasi tersebut, terang Aher, akan dikukuhkan komitmen atas konsep smart city. Selain itu, ia juga optimistis jika Kota Bandung dapat mencapai konsep smart city. Ia merasa yakin karena melihat latar bwlakan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang memiliki pengetahuan sekaligus kewenangan mengenai penataan kota.

"Tidak hanya Kota Bandung, tapi kota-kota lain di Jawa Barat juga akan kita support untuk menjadi smart city," lanjut Aher.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan smart city merupakan satu isu baru yang relevan bagi permasalahan kota yang dihadapi negara-negara Asia Afrika. Ridwan menyadari masih banyak yangerlu dilengkapi oleh Kota Bandung dalam mewujudkan smart city. Karena itu, Ridwan menargetkan pencapaian menuju smart city akan diraih dalam waktu tiga tahun. Dalam persiapannya menuju smart city, Kota Bandung sedang mempersiapkan lima hingga delapan aplikasi yang akan di-launching dalam enam bulan ke depan.

Ridwan menyatakan poin-poin dalam deklarasi smart city masih dibahas oleh profesor ITB sekaligus General Chairman AASCS 2015. Suhono menyatakan sejauh ini ada lima bahan yang dibahas untuk deklarasi tersebut. Poin pertama ialah mengenai model smart city dan poin kedua mengenai smart city yang ramah lingkungan. Poin ketiga ialah terkait pelayanan kesehatan dan poin keempat terkait smart payment. Poin terakhir yang dibahas ialah mengenai peran generasi muda dalam kreativitas dan entrepreneurship.

"Mudah-mudahan hasil ini bermanfaat untuk ke depan," ujar Suhono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement