REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan menunggu hasil autopsi dan penyelidikan yang dilakukan lembaga yang berwenang terkait dengan kematian Koordinator Pos Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP Yoseph Sairlela di Benjina, Maluku.
"Kami sepakati hasil awal medis untuk sementara meninggalnya almarhum (Yoseph) karena serangan jantung," kata Dirjen PSDKP KKP Asep Burhanudin dalam konferensi pers di GMB III KKP, Jakarta, Rabu.
Menurut Asep Burhanudin, pihaknya juga menunggu hasil autopsi agar lembaga yang lebih berwenang yang akan mengumumkan penyebab pasti akan kematian tersebut.
Dirjen PSDKP juga mengemukakan, untuk tindak lanjut ke depan pihak kepolisian juga sudah meminta keterangan saksi-saksi terkait atas kejadian meninggalnya Yoseph.
"Mengenai meninggal di dalam kamar atau dalam perjalanan yang akan memberikan penjelasan itu petugas," katanya.
Ia menginginkan berbagai pihak jangan sampai ada persepsi atau penafsiran masing-masing pihak yang dinilai dapat memberikan dampak pada banyak pihak.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, pihaknya sedang menunggu hasil visum dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) guna mengetahui penyebab sesungguhnya kematian Yoseph Sairlela.
"Kami sedang menunggu hasil visum RSCM. Mudah-mudahan dalam waktu dua minggu kami telah mendapatkan visumnya," kata Menteri Susi di Jakarta, Selasa (21/4).
Menurut Susi, hasil visum itu penting agar diperoleh penyebab dari kematian sesungguhnya yang menerpa Kepala Pos Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan KKP di Benjina, Maluku.
Menteri Kelautan dan Perikanan menegaskan, pihaknya tidak ingin berpolemik di media massa mengenai hal ini.
"Hanya satu hal, dengan munculnya kasus Benjina pak Yosep orang yang sangat mengerti dan memberikan pencerahan mengenai apa yang terjadi," kata Susi Pudjiastuti.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Susi juga menyampaikan duka cita yang dalam serta mengharapkan agar pihak keluarga diberikan kesabaran dan ketabahan.