REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Komite Nasional Korban Timor Timur (KNKTT) sempat menyatakan akan mengerahkan 7 ribu anggotanya untuk berdemo di depan delegasi Asia Afrika pada saat puncak peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 pada 24 April mendatang. Terkait rencana tersebut, TNI mengimbau agar KNKTT mengurungkan niatnya.
"Kami sudah melakukan pendekatan dengan pihak itu untuk tidak melakukan demo," ungkap Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Dedi Kusnadi Thamim di sela melakukan inspeksi di kawasan Gedung Merdeka, Ahad (19/4) malam.
Dedi dan pihaknya meminta agar KNKTT tidak melakukan demo karena dikhawatirkan unjuk rasa tersebut dapat menghambat pelaksanaan peringatan KAA ke-60. Di sisi lain, kepolisian pun sudah mengeluarkan larangan terhadap pelaksanaan aksi demo. Pelarangan ini, jelas Dedi, sudah dimulai sejak Senin (20/4) hingga Jumat (24/4) mendatang. Ia menyatakan pelarangan tersebut juga berlau di Jakarta.
Meski KNKTT mengaku sudah mendapat izin berdemo dari Polri, Dedi menepis hal tersebut. Ia menyatakan sepanjang pengetahuannya tidak ada demo yang diizinkan berlangsung di kawasan yang dilewati para pimpinan dan delegasi negara Asia Afrika.
"Mungkin demo tetapi tidak di tempat ini (rute Asia Afrika bagi para delegasi)," lanjutnya.
Karena itu, Dedi menegaskan tidak ada kegiatan unjuk rasa yang diperbolehkan berlangsung d rute yang dilalui para pimpinan dan delegasi negara Asia-Afrika. Jika ada pihak yang tetap bersikukuh untuk berdemo di kawasan tersebut, maka pihak yang bersangkutan akan ditangani langsung oleh kepolisian. Pasalnya, sudah ada prosedur dan aturan-aturan yang ditetapkan kepolisian.
Sebelumnya, puluhan anggota KNKTT melakukan gladi kotor aksi demo di depan Gedung Merdeka pada Jumat (17/4). Dalam gladi kotor tersebut, Wakil Sekretaris Jendral KNKTT Antonio Soares menyatakan pihaknya akan menggelar demi saat perayaan KAA dengan mengerahkan 7 ribu massa. Massa tersebut, terang Antonio, akan melakuan pawai sepanjang jalan Asia Afrika serta berorasi dengan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.
Melalu aksi tersebut, Antonio dan pihaknya ingin menyuarakan aspirasinya kepada dunia internasional melalui para delegasi dari benua Asia dan Afrika. KNKTT ingin agar pemerintah dapat memerhatikan hak sipil mereka. Antonio menyatakan para anggota KNKTT merupakan pengungsi terlama di dunia, karena seja 1999 mereka telah mengungsi.