Rabu 15 Apr 2015 15:42 WIB
Konferensi Asia Afrika 2015

Pesawat Sukhoi dan F-16 Siap Amankan KAA

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pesawat Sukhoir milik TNI AU di Perairan Laut Jawa, Selasa (3/6).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Pesawat Sukhoir milik TNI AU di Perairan Laut Jawa, Selasa (3/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak hanya menurunkan personil yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan (Satgaspam) KAA ke-60, aparat keamanan juga menerjunkan sejumlah alat-alat tempur canggih. Salah satunya adalah keterlibatan pesawat tempur milik TNI AU, yaitu F-16 dan Sukhoi.

Bahkan, patroli-patroli udara yang dilakukan pesawat-pesawat tempur itu sudah dilaksanakan dalam sebulan terakhir. Hal ini diungkapkan Kepala Staff Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Agus Supriatna, saat menghadiri apel gelar pasukan pengamanan KAA ke-60 di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Rabu (15/4).

Menurutnya, selama ini sudah ada satu penerbangan yang dilakukan setiap harinya oleh pesawat F-16. Penerbangan itu dilakukan dari Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta, dan Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur. Penerbangan ini tidak terlepas dari patroli udara dalam rangka pengamanan KAA ke-60.

Selain F-16, TNI AU, lanjut Agus, juga akan menerjunkan pesawat tempur buatan Rusia, Sukhoi. Lebih lanjut, Agus pun menjelaskan pembagian zona pengamanan antara F-16 dan Sukhoi tersebut. Sukhoi akan mengawal dan mengantisipasi gangguan keamanan di luar Ring utama.

''Kalau ring sini (ring satu), Jakarta, Bandung, dan Jawa adalah F-16,'' ujar Agus kepada wartawan, Rabu (15/4).

Namun, Agus enggan memberitahukan terkait jumlah keseluruhan pesawat yang diterjunkan untuk pengamanan KAA tersebut. Agus pun mengaku, hingga saat ini, belum ada keluhan terkait terganggunya jadwal penerbangan sipil akibat adanya pengamanan KAA tersebut.

Agus juga menyebut, pihaknya bakal terus melakukan pemantauan dan monitoring radar-radar udara yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia demi mengantisipasi gangguan keamanan terutama lewat jalur udara. ''Karena ini demi bangsa dan negara, bayangkan berapa banyak Kepala Negara yang hadir, jelas keamanannya harus betul-betul diprioritaskan,'' tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement