Sabtu 04 Apr 2015 17:15 WIB

Nurul Izzah: Rakyat Malaysia Perjuangkan Demokrasi Sejak 1968

Rep: C82/ Red: Ani Nursalikah
Puteri Anwar Ibrahim, Nurul Izzah Anwar (kanan).
Foto: AP/Vincent Thian
Puteri Anwar Ibrahim, Nurul Izzah Anwar (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua putri tokoh oposisi Malaysia Anwar Ibrahim, Nurul Izzah dan Nurul Iman bertemu dengan sejumlah pihak di Indonesia.

Keduanya bertemu tokoh partai politik, parlemen, tokoh masyarakat dan sejumlah aktivis dari beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Jakarta. Pertemuan tersebut untuk mendapat dukungan atas perjuangan mereka untuk kemajuan demokrasi di Malaysia.

"Kami sedang melancarkan inisiatif kebebasan berpendapat. Namun, perjuangan kami bukan hanya untuk satu individu (Anwar Ibrahim), tetapi kebebasan rakyat Malaysia secara total," kata Izzah di Sekretariat Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (4/4).

Putri pertama Anwar Ibrahim itu mengatakan rakyat Malaysia telah memperjuangkan demokrasi sejak 1968. Namun, kebebasan yang diinginkan, termasuk dalam mengeluarkan pendapat belum juga tercapai.

"Aktivis, kartunis, media, mahasiswa, akademisi, hampir 200 orang di Malaysia ditangkap sejak pemilu 2013 karena dianggap berseberangan dengan pemerintah," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement