REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengakui menyaring situs radikal jauh lebih sulit dibandingkan situs porno.
"Kita akui untuk menyaring situs-situs radikal jauh lebih sulit dibanding situs pornografi, karena kata kunci situs pemahaman radikalisme bisa menggunakan sandi tertentu ataupun hal yang tidak berkaitan dengan pemahaman radikalisme," jelasnya seperti dikutip dari laman Kominfo.go.id.
Menurut Rudiantara, memblokir situs web konten terorisme tidak semudah memblokir situs web pornografi yang biasanya bisa diidentifikasi dari gambar-gambar yang tersedia di dalamnya.
Sementara situs web terorisme, harus dilakukan pemantauan mendalam dan melihat satu persatu konten yang disediakan.
Ia mengatakan kementeriannya pun butuh informasi dari warga sebelum pemblokiran dilakukan. Laporan itu bisa disampaikan melalui email di alamat '[email protected].'
Rudiantara berkata, email itu dibuat karena pemerintah merasa sulit memblokir konten negatif di Internet.Konten negatif di Internet meliputi pornografi, perjudian, terorisme, penipuan, pengelabuan, dan segala hal yang mengandung suku, ras, agama, antargolongan (SARA).