Kamis 26 Mar 2015 07:10 WIB

'Presiden Jokowi akan Dialog dengan Kelompok Garis Keras Papua'

Presiden Joko Widodo berdialog dengan petani di desa Kedokan Gabus, kecamatan Gabus Wetan, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (18/3).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Presiden Joko Widodo berdialog dengan petani di desa Kedokan Gabus, kecamatan Gabus Wetan, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (18/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen G Siahaan mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) diagendakan mengunjungi Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua pada awal Mei 2015. Berdasarkan informasi yang diterimanya, Jokowi akan bertemu dan berdialog dengan pentolan kelompok garis keras yang kerap kali membuat kekacauan di Puncak Jaya dan sekitarnya.

"Pak Presiden Joko Widodo merencanakan kunjungi Papua, terutama ke Puncak Jaya dan akan bertemu dengan sejumlah tokoh masyarakat dan adat di sana," kata Pangdam, Rabu (25/3).

Pertemuan, kata Fransen, seperti bertemu dan berdialog dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang mengklaim diri sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM), yaitu kelompok Goliat Tabuni dan kawan-kawan.

"Bisa saja dalam kunjungan Pak Presiden Jokowi, Goliat Tabuni turun gunung dan menyerah, serta berdialog," katanya.

Tentunya, kata Fransen, pihaknya akan menerima dengan baik jika hal itu terjadi. Apalagi, Goliat Tabuni sudah berusia 60 tahun dan mulai ditinggalkan pengikutnya.

"Jika Goliat Tabuni menyerah kami akan menerima dengan baik. Saat ini saja, kami menerima 23 pengikutnya yang telah menyatakan kembali ke pengkuan NKRI, dan mereka minta dibangunkan delapan honai. Ini tanda bahwa Goliat sudah ditinggalkan bawahannya," katanya.

Ia menegaskan, bahwa kapan pun Goliat Tabuni ingin menyerah atau turun gunung dan bergabung dengan saudara-saudaranya untuk mengisi pembangunan, tetap diterima dengan tangan terbuka.

"Goliat turun membawa senjata ataupun tidak, kami tetap menerimanya. Sebab dia juga warga Indonesia, yang masih beda pandangan dan perlu dirangkul. Goliat saat ini memegang sekitar 40 pucuk senjata api," katanya.

Mengenai kesiapan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Puncak Jaya, Fransen menyampaikan bahwa pihaknya telah membangun lima unit helipad sebagai landasan mendaratnya helikopter, selain persiapan lainnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement