Rabu 25 Mar 2015 01:24 WIB

BI: Gebrakan Menteri Susi Untungkan Bali

Ikan tuna, salah satu andalan ekspor hasil laut Indonesia.
Foto: http://www.ekobiz-parepare.com
Ikan tuna, salah satu andalan ekspor hasil laut Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Gebrakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti terhadap kapal ilegal yang beroperasi di perairan Indonesia sangat menguntungkan sektor perikanan Bali, kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III Bali, Dewi Setyowati.

"Pertumbuhan hasil tangkapan ikan laut pada triwulan IV 2014 mencapai 98 persen (yoy) yakni sebanyak 10,6 ribu ton, angka yang cukup baik," kata Dewi Setyowati di Denpasar, Selasa (24/3).

Dalam laporan kajian ekonomi regional Bali disebutkan bahwa berdasarkan hasil survei, tingginya angka pertumbuhan tersebut, selain berkat kondisi cuaca yang mendukung dibandingkan tahun sebelumnya, juga karena pemberantasan penangkapan ikan ilegal (illegal fishing) yang dilakukan secara konsisten.

Namun perkembangan kinerja subkatagori perikanan masih dibayangi dengan beberapa perusahaan eksporter Provinsi Bali yang masih belum memenuhi standar negara pembeli ikan dari Bali sehingga kinerja ekspor perikanan khususnya ikan tuna mengalami perlambatan.

Walau dalam volume pengiriman tuna ke pasaran ekspor naik hingga 60 persen dari sebanyak 16.337 ton tahun 2013 bernilai 76,8 juta dolar AS, menjadi 26.168 ton tahun 2014, dengan perolehan devisa hanya 78,4 juta dolar atau berkurang dua persen, pada hal volume naik 60 persen.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali mencatat bahwa akibat cuaca kurang menguntungkan di awal tahun 2014 sehingga hasil tangkapannya berkurang maka perolehan devisa sektor perikanan selama 2014 hanya 113 juta dolar Amerika Serikat, menurut 1,5 persen dari sebelumnya 114,8 juta dolar AS.

Perdagangan sektor perikanan Bali sebagian besar berupa tuna segar maupun yang sudah dibekukan guna memenuhi permintaan pasar mancanegara, selain memperdagangkan kepiting, ikan kakap, ikan kerapu, lobster dan ikan hias hidup.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat Jepang menjadi pasaran potensial ekspor ikan dan udang dari Bali yang menyerap 30,76 persen dari total pengapalan hasil perikanan dan kelautan Pulau Dewata.

Disusul Amerika Serikat yang menampung 19,60 persen dan ditempat ketiga pembeli terbesar sektor perikanan Bali adalah Taiwan dengan 12,66 persen serta sisanya diserap oleh berbagai negara lainnya di belahan dunia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement