REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Independen Syafi'i Maarif meminta lembaga Kepolisian agar melakukan instropeksi diri terkait kisruh yang tengah terjadi saat ini antara KPK dan Polri. Menurut dia, kisruh ini terjadi karena adanya kesalahpahaman dan emosi dari Kepolisian.
"Ini polisi harus belajar, instrospeksi juga, jangan polisi yang jujur hanya tiga, patung polisi, polisi tidur, dan Hoegeng," kata Buya di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (10/3). Lanjut dia, kisruh antara KPK dan Polri ini pun menyebabkan situasi di dalam negeri memanas.
Ia menyoroti penyebab sikap emosi dari Kepolisian. Buya menyebut anggaran kesejahteraan polisi yang dinilai kurang pun perlu untuk ditambah. Sehingga tak lagi terjadi kekisruhan dan penyimpangan-penyimpangan lainnya.
Buya menyinggung langkah Kepolisian yang melayangkan somasi kepada Komnas HAM terkait penangkapan pimpinan KPK nonaktif Bambang Widjojanto. "Waktu BG tidak dilantik tenang, sekarang timbul lagi, penyidik Komnas HAM disomasi, mungkin karena salah paham dan emosi tak terkendali," terang Syafi'i.
Anggota tim sembilan yang mengikuti pertemuan bersama Wapres yakni Bambang Widodo Umar, Jimly Asshiddiqie, Tumpak Hatorangan Pangabean, Imam Prasodjo, dan Syafii Maarif. Pertemuan ini dilakukan untuk membicarakan upaya kriminalisasi dan pelemahan terhadap institusi KPK.