Ahad 01 Mar 2015 19:25 WIB

Menteri LHK: Hujan Buatan Riau Mulai Senin

Usai Rapat Koordinasi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Palembang, Selasa (13/1) Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menerima cendera mata dari Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin.
Foto: Republika/Maspriel Aries
Usai Rapat Koordinasi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Palembang, Selasa (13/1) Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menerima cendera mata dari Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan operasi modifikasi cuaca untuk hujan buatan dalam penanggulangan kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau akan mulai dilaksanakan pada Senin, 2 Maret.

"Laporan dari Pak Raffles, Direktur Kebakaran Hutan Kemen LHK, pada Senin direncanakan akan mulai hujan buatan dari BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi)," kata Siti Nurbaya ketika dihubungi Antara dari Pekanbaru, Ahad (1/3).

Ia mengatakan dalam kunjungannya ke Riau pada pertengahan Februari lalu dirinya sudah melihat langsung kondisi kebakaran di lapangan yang sulit dijangkau dan adanya upaya pembukaan lahan dengan membakar masih terus terjadi sehingga membuat potensi kebakaran di daerah itu masih sangat tinggi.

Karena itu, katanya, pemerintah juga langsung menetapkan status "Siaga Darurat Kebakaran" untuk Riau yang harapannya agar semua pihak meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan agar kondisi itu tidak makin parah seperti 2013 dan 2014.

"Kami sudah antisipasi dan minta kepada semua pihak waspada dan tangkap langsung yang ketahuan (membakar) di lapangan," tegasnya.

Selain itu, ia juga meminta agar komunikasi jajarannya di lapangan dengan pihak swasta terdekat dan pimpinan daerah terus diintensifkan. "Saya masih monitor terus," kata Siti Nurbaya.

Berdasarkan data Posko Siaga Darurat Kebakaran Riau, kebakaran sejak Januari hingga kini luasnya sudah lebih dari 379 hektare. Kebakaran paling luas di Kabupaten Bengkalis, bagian utara Riau, di antaranya terjadi di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit-Batu dan Pulau Rupat.

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Sugarin mengatakan satelit Terra dan Aqua pada Minggu (1/3) pagi mendeteksi ada 39 titik panas di Riau dengan tingkat keakuratan di atas 70 persen sebagai titik api mencapai 25 titik.

Titik panas terbanyak berada di Kabupaten Bengkalis dengan 15 titik, kemudian Kepulauan Meranti ada 13 titik, Rokan Hulu dan Siak masing-masing empat titik, Indragiri Hilir ada dua titik, dan Pelalawan satu titik.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Gubernur Riau mengatakan operasi modifikasi cuaca untuk menghasilkan hujan buatan penanggulangan kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau akan digelar selama 30 hari pada Maret 2015.

Untuk kebutuhan garam dalam proses modifikasi cuaca, ia mengatakan saat ini masih tersedia 25 ton garam di Posko Siaga Darurat Kebakaran di Lanud Roesmin Nurjadin yang merupakan sisa dari operasi darurat asap tahun 2014. Pihaknya juga akan menambah 43 ton garam untuk menunjang operasi tersebut.

"Jadi total garam akan sebanyak 68 ton, saya rasa cukup untuk satu bulan," ujar pria yang akrab disapa Andi Rachman ini.

Pemprov Riau dalam operasi hujan buatan mendapat bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BPPT.

Pelaksanaan proses modifikasi cuaca akan menjadi tanggung jawab BPPT, sedangkan BNPB menyiapkan dana sekitar Rp16 miliar dari total Rp25 miliar anggaran penanggulangan kebakaran yang tersedia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement