REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian Corruption Watch (ICW) mencurigai beberapa nama yang diangkat Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Pemimpin KPK. Koordinator Divisi Monitoring Hukum dan Peradilan ICW, Emerson Yuntho menegaskan, pegiat anti korupsi wajib curiga dengan penunjukan Plt Taufiqurrahman Ruki di pucuk lembaga anti rasuah itu.
"Ini pertanyaan serius. Penunjukkannya (Taufiqurrahman) ini patut dipertanyakan," kata Emerson, di Jakarta, Sabtu (21/2).
Dikatakan dia, ada beberapa catatan keraguan terhadap sosok bekas Ketua KPK 2003 itu. Pertama, catatan ICW mengungkapkan bahwa, bekas perwira Polri ini sedang menjabat Komisaris Bank Jawa Barat (BJB). Masyarakat pemerhati kasus-kasus korupsi, lanjutnya, mengetahui kepemimpinan KPK di bawah Abraham Samad selama ini sedang menginventarisasi dugaan-dugaan korupsi yang dilakukan lembaga perbankan itu.
Catatan lainnya diungkapkan Emerson ialah soal latar belakang Taufiqurrahman sendiri. ICW menilai, konflik Polri dan KPK belakangan, tentunya diharapkan agar, KPK dipimpin oleh orang-orang yang punya independensi dan tak punya keterikatan dengan lembaga-lembaga yang selama ini berkonflik dengan KPK.
Emerson mengatakan, kecurigaan ICW terhadap Taufiqurrahman bukan tanpa alasan. Pascapenetapannya sebagai Plt Pemimpin KPK, Taufiqurrahman terpantau ICW memberikan pernyataan yang kontradiktif, yaitu dengan menyatakan akan mengembalikan kasus rekening tak wajar milik Komjen Budi Gunawan ke Kejaksaan.
Pernyataan tersebut dinilai Emerson tak sesuai dengan harapan masyarakat. Harapan sebelumnya adalah agar perkara rekening tak wajar di sejumlah perwira Polri tetap di bawah penyidikan KPK. "Kami melihat apakah (penujukan Taufiqurrahman) memang untuk mengembalikan kinerja dan khittah KPK, atau untuk menyelamatkan kasus-kasus tertentu. Ini perlu ada jaminan dari Pak Ruki," sambung Emerson.