REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Tini Tadeus mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada menghadapi cuaca ekstrem yang sampai saat ini belum bisa diprediksi.
"Sebelum terjadi bencana diharapkan masyarakat selalu siap karena kita tidak bisa memprediksi perubahan cuaca saat ini," katanya, Rabu (18/2).
Hal ini karena dari data yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kupang, diprediksi cuaca ekstrem yang terjadi di NTT puncaknya berada di Februari.
Menurutnya, kewaspadaan yang harus dilakukan adalah dengan cara menghindari pohon-pohon yang tinggi, memangkas pohon yang dianggap dapat menggangu keselamatan seseorang di sekitar rumah yang dapat mengakibatkan pohon tumbang saat angin kencang.
Dari data yang diperoleh, pada tahun 2014 ada empat orang yang meninggal akibat tertimpa pohon sedangkan tahun ini ada dua orang yang meninggal diakibatkan oleh hal yang sama. "Kejadian ini terjadi di Kabupaten Maumere, yang mengakibatkan pasangan suami istri meninggal akibat tertimpa pohon yang tumbang dan menimpa rumah mereka," katanya.
Selain mengantisipasi pohon-pohon yang tinggi, ia juga mengimbau agar masyarakat yang keluar dari rumah harus memperhatikan cuaca yang terjadi pada saat itu.