Rabu 18 Feb 2015 15:36 WIB

TNI Terus Usut Pemukulan Anggota Polisi

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Karta Raharja Ucu
Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengikuti rapat kerja bersama Komisi I DPR RI, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (29/1). (Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengikuti rapat kerja bersama Komisi I DPR RI, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (29/1). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Moeldoko memastikan pengusutan terhadap anggotanya yang diduga memukul seorang polisi di salah satu kafe terus dilakukan. Moeldoko menyatakan, dalam insiden itu kesalahan tidak hanya pada TNI saja, tapi juga kepolisian.

Kompol Arsya Khadafi dipukul seseorang yang diduga sebagai anggota TNI di salah satu kafe di Jakarta Selatan. Menurut Moeldoko, kejadian itu merupakan salah satu bagian dari Operasi Penegakan Ketertiban (Gaktib) yang telah dilakukan sejak Desember 2014.

"Saat ini (kasusnya) sedang diusut oleh POM (Polisi Militer) kami. Untuk mendudukan persoalan, itu sebenarnya rekan-rekan kepolisian juga salah, kami juga mengaku salah," kata Moeldoko di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (18/2).

Moeldoko menyatakan, semua harus dilihat tingkat kesalahannya. Ia menegaskan, jika memang nanti terbukti, bukan tidak mungkin akan dilakukan tindakan untuk membenahi disiplin para personel TNI. "Nanti akan kami lihat. Kalau perlu, ada hal-hal yang akan digunakan sebagai terapi untuk membenahi disiplin," ujarnya.

Operasi Gaktib itu sendiri merupakan operasi resmi dan dibuka Panglima TNI. Operasi itu juga melibatkan pihak-pihak terkait, termasuk gabungan dengan pihak kepolisian.

"Operasi Gaktib dijalankan secara terpadu oleh seluruh Angkatan dan Kepolisian. Dalam operasi itu tidak boleh tidak bersatu, harus terpadu. Makanya selalu melibatkan kepolisian," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement