Sabtu 14 Feb 2015 18:36 WIB

Wantimpres: Presiden Jokowi Tertarik Sistem Pertanian Minapadi

Anggota Wantimpres Sidarto Danusubroto di lokasi pertanian minapadi di Sleman.
Foto: Twitter
Anggota Wantimpres Sidarto Danusubroto di lokasi pertanian minapadi di Sleman.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sri Adiningsih dan anggota Prof Sudarto Danusubroto, Jumat (13/2) sengaja datang langsung ke kawasan lereng Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, guna melihat langsung sistem pertanian minapadi atau ikan padi serta Ugadi atau udang galah padi yang dikembangkan di wilayah ini.

"Kami penasaran untuk melihat langsung ke lapangan dan Presiden (Jokowi) pun tertarik khususnya udang galah padi (Ugadi), karena memang pemerintah saat ini baru gencar untuk meningkatkan produktivitas pertanian menuju swasembada pangan," kata Sri Adiningsih.

Wantimpres dengan ditemani Sekretarus Daerah Kabupaten Sleman Sunartono langsung melakukan peninjauan ke lapangan di Ndero Harjobinangun dan Samberembe, Candibinangun serta Balai Penyuluh Pertania Pakem tempat uji praktek minapadi dan ugadi.

Sunartono mengatakan, luas lahan pertanian Sleman sekitar 22 ribu hektare, ada sekitar 63 hektare untuk lahan minapadi dan ugadi karena tidak semua lahan pertanian bisa dijadikan sebagai lahan mina padi dan ugadi.

"Ikan yang ditabur jenis nila, tawes dan udang, sementara padi yang ditanam jenis umur panjang dengan sistem jajar legowo (jarak tanam 25 cm x 12,5 cm)," tuturnya.

Menurut dia, saat ini juga dikembangkan minapadi model kolam dalam 60 sampai 80 cm. "Minapadi dan ugadi di Sleman telah dilakukan selama dua kali dengan hasil lahan seluas 1.000 meter persegi dapat meningkatkan produksi padi sekitar 20 sampai 30 persen, dan untuk ikannya yang jenis nila dan tawes juga meningkat," ungkapnya.

Ketua Kelompok Tani Mina Muda Samberembe Satrianto mengatakan, sebelumnya untuk 1.000 meter tanaman padi hanya mampu produksi enam kuintal, setelah dilakukan pola mina padi produksi padi meningkat hingga delapan kuintal. "Ditambah dengan keuntungan yang didapat dari ikannya," ucapnya.

Keuntungan dari minapadi dan ugadi menurutnya mengurangi penggunaan pupuk sampai 70 persen, karena kotoran ikan dapat menjadi pupuk tanaman, beras mentes, tanaman kokoh dan gulma tanaman dapat menjadi makanan ikan dan udang. "Tikus juga tidak masuk ke tanaman padi karena terhalang kolam," tambahnya.

Dia menuturkan, kendala yang dihadapi yakni kesulitan dalam memperoleh benih udang karena harus inden selama dua bulan di tempat pembibitan di Samas, Kabupaten Bantul.

"Selain itu, juga belum adanya teknologi untuk mengolah pakan ikan alternatif dengan menggunakan bahan-bahan dari lingkungan lokal," paparnya.

Adiningsih dan Sudarto didampingi Assekda II dan Kepala Dinas Pertanian Sleman menebarkan benih udang galah di lahan percontohan Ugadi Kelompok Muda IKan Mina Ngelo Sembada dsn Dero Harjobinangun Pakem dibawah bimbingan PPL Frans Xeromaxin.

Jenis tokolan (udang sebesar tauge) sejumlah 10 ribu ekor benih untuk luas lahan pertanian 1.000 meter.

Benih padi yang ditanam Ciherang dengan pola tanam jajar legowo perkiraan panen 15 Mei 2015.

Jadi percontohan nasional

Sri Adiningsih mengakui pola minapadi dan udang galah padi yang dikembangkan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta bisa dijadikan model secara nasional. "Minapadi dan ugadi yang dikembangkan Sleman ini terbukti dapat meningkatkan produksi 20 sampai 30 persen yang dapat mendukung upaya pemerintah untuk swasembada pangan," tukasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement