REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti, Nirwono Yoga, menilai, hanya 33 persen saluran drainase yang berfungsi dengan baik di Jakarta. Sedikitnya saluran drainase yang bekerja baik disinyalir menjadi penyebab Jakarta kembali terkena banjir di sejumlah titik.
“Sistem drainase Jakarta sudah uzur, itu sudah menjadi masalah Jakarta sejak lama,” kata dia, saat dihubungi ROL, Selasa (10/2).
Menurutnya, ada beberapa hal yang membuat saluran drainase di Jakarta tidak berfungsi, salah satunya karena saluran tersebut mayoritas terisi penuh oleh lumpur dan sampah. Selain itu, saluran juga dipenuhi dengan jaringan pipa dan kabel.
“Saluran air juga tidak dapat terhubung dengan baik dari mulai saluran skala mikro ke skala makro,” jelasnya.
Hal tersebut, tambah dia, menunjukkan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sampai saat ini belum tuntas membenahi saluran drainase. Padahal, masalah itu merupakan masalah utama yang harus segera diselesaikan dalam waktu dekat guna menghindari Jakarta dari musibah banjir yang terjadi hampir setiap tahun.
Sehingga, Jakarta sebaiknya fokus pada pembenahan dalam kota, seperti memperbaiki sistem drainase dan menambah area resapan air. Sebab tidak semua banjir disebabkan oleh luapan air sungai yang berasal dari daerah-daerah penyangga Jakarta, seperti Bogor dan Depok.