Ahad 01 Feb 2015 11:23 WIB

'Rakyat Harus Selamatkan KPK dan Polri'

Rep: C82/ Red: Karta Raharja Ucu
  Sejumlah aktivis melakukan aksi teaterikal menuntut KPK-Polri untuk damai di depan gedung KPK, Jakarta, Jumat (30/1).  (Antara/M Agung Rajasa)
Sejumlah aktivis melakukan aksi teaterikal menuntut KPK-Polri untuk damai di depan gedung KPK, Jakarta, Jumat (30/1). (Antara/M Agung Rajasa)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan massa yang mengatasnamakan diri Pembela Kesatuan Tanah Air (Pekat) menggelar aksi simpatik mendukung Polri. Aksi tersebut dilakukan di kawasan Car Free Day, Bundaran Hotel Indonesia pagi ini.

Dengan membawa spanduk besar, mereka juga membagi-bagikan bunga mawar kepada masyarakat yang lewat. Sekjen Pekat Bob Hasan mengatakan, yang perlu diperhatikan masyarakat dan pemerintah dalam kekisruhan KPK-Polri belakangan ini bukan hanya KPK, namun juga Polri.

"Polri maupun KPK adalah institusi instrumen bangsa, itu harus kita amankan bersama," kata Hasan di Bundaran HI, Ahad (1/2).

Hasan mengatakan, dukungan kepada Polri bukan berarti tidak ada sokongan kepada KPK. Hanya saja, oknum-oknum di lembaga tersebutlah yang membuatnya kurang berempati.

"Saya tidak benci lembaga KPK, tapi oknum-oknum yang merasa dirinya benar. Dan oknum yang ingin memberantas korupsi, jauh dari dunia politik baru baik. Kalau ada orang apalagi ketua memanfaatkan KPK yang sesungguhnya amanah publik menjadi alat mencapai kursi politik, itu nggak boleh dong," ujar laki-laki yang berprofesi sebagai pengacara tersebut.

Ia pun bersama rombongan massa Pekat berencana untuk mendatangi KPK besok. Kedatangan mereka bertujuan untuk meminta kejelasan mengenai penetapan status tersangka kepada BG.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement