REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Kepala BIN AM Hendropriyono ikut berkomentar atas pembentukan tim pencari fakta atau tim 7 oleh Presiden Joko Widodo dalam menyelesaikan kisruh antara Polri dan KPK.
Ia mengungkapka ada anggota dari tim tersebut mempunyai catatan pribadi yang sangat buruk.
"Ternyata di antara tokoh-tokoh masyarakat itu ada yang mempunyai catatan pribadi yang sangat buruk sehingga dirasakan tidak tepat sebagai sumber informasi bagi Presiden," katanya melalui pesan singkat yang diterima Republika, Selasa (27/1).
Hendro melanjutkan, orang seperti itu justru dapat menambah blunder masalah atau konflik yang terjadi antara Polri dan KPK. Sayangnya, mantan tim sukses Jokowi dalam pilpres 2014 itu enggan menyebut orang yang dimaksud.
Hendro mengatakan, sebagai suatu sumber informasi, setiap anggota TPF harus bernilai A. Artinya, orang tersebut harus dapat dipercaya dan mempunyai latar belakang yang mumpuni. Informasi yang disampaikan juga harus bernilai 1 yang berarti jujur dan dapat dikonfirmasi.
Meski demikian, Hendro yakin Presiden Jokowi akan memperhatikan dengan sungguh-sungguh jika hal yang menyangkut rekomendasi Tim 7 ini benar. "Yang jelas yang Presiden gunakan adalah tokoh-tokoh masyarakat untuk mencari fakta, sehingga berfungsi hanya memberi tambahan masukan saja kepada Presiden," ujarnya.