Ahad 25 Jan 2015 16:44 WIB

Ganjar: Mas Presiden, Bola Sudah di Depan Gawang

Rep: Ira Sasmita/ Red: Bayu Hermawan
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.
Foto: Antara
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan keprihatinannya terhadap konflik antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian Republik Indonesia yang menghangat belakangan ini.

Sebagai kader PDI Perjuangan sekaligus penggerak roda pemerintah di daerah, dia berharap Presiden Joko Widodo segera bertindak tegas. Ia mengaku sebenarnya telah mencoba menahan diri untuk tidak mengomentari situasi saat ini, namun akhirnya tak tahan.

"Makanya saya minta Mas Presiden, ambil alih sekarang. Sekarang sudah pada tahap, bola sudah di depan gawang harus segera ditendang," katanya di Jakarta, Ahad (25/1).

Ganjar pun angkat bicara soal kasus calon Kapolri Komjen Budi Gunawan dan Wakil Ketua KPK Bambang Widjajanto. "Saya bandingkan kasus BG dan BW. Ini kasusnya lama, ini juga lama. Ini muncul di saat fit and proper test, yang ini mendadak dangdut," ujarnya.

Kasus dua pejabat negara itu, lalu diwarnai dengan pernyataan politikus PDIP, yang diakui Ganjar sebagai sahabatnya sendiri. Ia menyinggung kemunculan Pelaksana Tugas Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang membeberkan langkah politik Ketua KPK Abraham Samad.

"Lalu ada sahabat saya bicara soal masker-maskeran. Saya coba jelaskan, mengedukasi publik, ini boleh masa itu gak boleh. Tapi ternyata publik gak bisa fair," katanya.

Maksud Ganjar, sebenarnya kalau dilihat secara proporsional apa yang terjadi merupakan kasus hukum. Bahwa ada kepentingan politik di belakangnya, ia tidak menampik.  Ketika situasi semakin memanas, Ganjar menilai ada upaya besar yang harusnya segera dilakukan Presiden Joko Widodo. Seperti halnya harapan masyarakat Indonesia saat ini.

"Bola sudah di depan gawang tinggal ditendang. Kalau tidak ditendang oleh Pak Jokowi, maka akan jadi "Enggak Jokowi banget. Semua risiko harus diambil," ucapnya.

Mantan pimpinan Komisi II DPR tersebut melanjutkan, realitas politik memang tidak terlepas dari unsur kepentingan. Namun, di tengah situasi negara dan kekhawatiran masyarakat menurutnya sudah sepatutnya presiden bertindak.

"Lalu Pak Adnan dilaporkan, kalau ngomong ini gak ada masalah dendam-dendam, gak ada. Bola harus ditendang cepat-cepat. Negara dalam keadaan bahaya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement