Kamis 08 Jan 2015 20:09 WIB

Kotak Hitam tak Ketemu, Ekor Pesawat Diangkat Besok

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Indira Rezkisari
 Serpihan pesawat Air Asia QZ8501 disimpan di ruang Disasater Victim Identification (DIV) Polri di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalteng, Kamis (8/1).  (Antara/Prasetyo Utomo)
Serpihan pesawat Air Asia QZ8501 disimpan di ruang Disasater Victim Identification (DIV) Polri di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalteng, Kamis (8/1). (Antara/Prasetyo Utomo)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pencarian kotak hitam pesawat Air Asia QZ 8501 pada hari ke-12 belum membuahkan hasil. Keberadaan komponen pesawat yang paling dicari itu belum bisa dipastikan apakah masih berada di bagian ekor seperti seharusnya.

Kepala Basarnas Marsdya FH Bambang Soelistyo mengatakan, penyelaman yang dilakukan untuk memastikan adanya kotak hitam di bagian ekor pesawat masih terkendala arus bawah laut yang kuat. Untuk itu, Basarnas memutuskan mengangkat seluruh bagian dari ekor pesawat nahas yang telah ditemukan itu.

"Ekornya, besok (Jumat, 9/1) rencana akan kita angkat," katanya di kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta, Kamis (8/1).

Dia berharap, kotak hitam itu masih berada di posisinya semula atau di bagian ekor pesawat. Pengangkatan ekor, kata dia, akan dilakukan dengan menggunakan dua pilihan. Pertama bisa memakai floating baloon yang dimiliki TNI AL. Dan yang ke dua menggunakan crane yang saat ini berada di Kapal Crest Onyx milik Rusia.

Floating baloon, kata dia, mampu mengangkat beban hingga 10 ton. Saat ini alat tersebut sudah berada di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Sementara crane yang ada di Kapal Crest Onyx milik Rusia mampu mengangkat beban hingga 70 ton. "Teknisnya saya serahkan sama yang ada di lapangan, mana yang paling mudah digunakan," ujarnya.

Menurutnya, pengangkatan terhadap kotak hitam memerlukan perlakuan khusus. Evakuasi terhadap komponen berwarna oranye berbentuk kotak itu tidak bisa dilakukan seperti mengevakuasi bagian pesawat yang lain. Untuk itu, Basarnas memerlukan koordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Soelistyo mengatakan, sejak Kamis (8/1) pukul 06.45 WIB, penyelam gabungan dari TNI AL melakukan penyelaman di lokasi ditemukannya ekor pesawat. Namun, kata dia, ketika di tempat ekor pesawat ditemukan, jarak pandang di dasar laut kurang dari 1 meter dan arusnya masih cukup deras yakni 3 hingga 5 knot.

Kotak hitam di dalam pesawat berada di bagian ekor sebelah kanan. Komponen pesawat yang paling dicari itu merupakan kunci untuk mengetahui penyebab kecelakaan pesawat. Sebab, di komponen tersebut terekam semua pembicaraan pilot selama penerbangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement