Rabu 07 Jan 2015 11:40 WIB

Gubernur: Bali Menjadi Rumah Kedua Orang Australia

Gubernur Bali I Made Mangku Pastika (kiri).
Foto: Antara/Widodo S Jusuf
Gubernur Bali I Made Mangku Pastika (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Gubernur Bali Made Mangku Pastika meyakini travel warning atau peringatan melakukan perjalanan liburan ke Indonesia yang dikeluarkan Pemerintah Australia kepada warganya tidak akan terlalu memengaruhi kunjungan wisman ke Pulau Dewata.

"Saya kira tidak terlalu banyak karena Bali bagi orang Australia sudah menjadi second home atau rumah kedua. Apalagi kalau di sana lagi dingin, semua juga ke sini," katanya usai melantik pejabat struktural eselon II, III dan IV Pemprov Bali di Denpasar, Rabu (7/1).

Mantan kepala Polda Bali itu berpandangan dikeluarkannya travel warning itu agak berlebihan, meskipun memang hak masing-masing negara untuk mengatur warganya. Menurut dia, sejauh ini di Bali khususnya tidak ada masalah dari sisi keamanan, demikian juga dari sisi kesehatan juga baik.

Oleh karena itu, Pastika menilai larangan berlibur tersebut tidak akan bermasalah bagi Bali karena sesungguhnya tidak spesifik disebutkan larangan ke Bali, mungkin wilayah lain di Indonesia. Di sisi lain, dia mengajak masyarakat Bali untuk senantiasa menjaga keamanan wilayah.

"Kita tidak bisa mengatakan datanglah ke Bali tetapi kita sendiri tidak bisa jaga. Tidak boleh begitu, harus sesuai dengan kondisi objektif kita," ujarnya.

Pastika mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir karena di tengah kondisi keterbukaan saat ini, kalau semua berjalan dengan baik dan lancar di Bali tentu tidak akan ada masalah. "Zaman sekarang kita tidak bisa bohong, realitanya jelas kok, semua bisa dilihat. Kalau semua berjalan dengan baik, lancar, tidak ada masalah, kenapa mesti khawatir," ucapnya mempertanyakan.

Selain itu, lanjut dia, dari dulu Pemerintah Australia bolak-balik mengeluarkan "travel warning", tetap saja warga dari Negeri Kanguru itu datang ke Bali.

Sebelumnya, Pemerintah Australia memberikan peringatan kepada warganya untuk tidak melakukan liburan ke Indonesia dalam waktu dekat ini. Mereka mewaspadai serangan yang akan dilakukan oleh teroris. Menurut mereka, tindakan terorisme bisa terjadi kapan saja. Warga negara Australia selama ini menempati posisi tertinggi kunjungan wisman ke Bali.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement