REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Sebuah film Di Balik 98 yang berkisah tentang pergerakan aktivis tahun 1998 menimbulkan rasa khawatir di antara para mantan aktivis karena ditengarai mantan Panglima ABRI Jenderal Wiranto ikut mendanai.
“Saya tidak tahu kebenaran dari kabar burung yang beredar mengatakan bahwa Wiranto menjadi salah satu yang punya kepentingan dibalik beredarnya film itu. Bahkan ada rumor konon Wiranto ikut terlibat dalam pendanaan film itu, semoga kedua hal itu tidak benar,” ujar anggota DPR RI Adian Napitupulu, Senin (5/1).
Sekjen PENA 98 ini hanya berharap agar film itu tidak memutarbalikkan sejarah dan menghilangkan makna perjuangan dari gerakan 1998.
“Saya berharap agar film itu tidak menjadi tempat cuci tangan Orde Baru dari rangkaian kekerasan dan kekejaman dalam proses sejarah,” tegas politisi PDI Perjuangan ini.
Di Balik 98, sebelumnya berjudul Di Balik Pintu Istana adalah sebuah film drama Indonesia yang disutradarai oleh Lukman Sardi dan dibintangi oleh Chelsea Islan dan Boy William.
Film Di Balik 98 tersebut akan tayang pada 15 Januari 2015. Film ini bercerita runtuhnya pemerintahan Orde Baru dengan ditandai mundurnya Presiden Soeharto. Pendekatan film ini bukan dari sudut pandang politis, namun lebih ke kemanusiaan.
Ada beberapa karakter utama yang menjadi penggerak cerita di film ini. Dari sudut pandang mahasiswa ada Chelsea Islan dan Boy William, lalu Donny Alamsyah dan Fauzi Baadila di sisi militer, Verdi Solaiman dan Alya Rohali dari sudut pandang petugas rumah tangga istana, dan Teuku Rifnu Wikana yang mewakili rakyat kecil. Di Balik 98 melakukan proses syuting di beberapa kawasan Jakarta hingga ke Istana Bogor.