REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Iwan Nurdin, mengingatkan bahwa di sektor infrastruktur telah terjadi peningkatan konflik agraria dari 105 konflik pada 2013 menjadi 215 konflik pada 2014, atau berarti mengalami peningkatan yang signifikan hingga sebesar 104 persen.
Ia juga menungkapkan para pihak yang terlibat dalam konflik agraria, yang terbesar adalah konflik antara warga melawan perusahaan swasta sebanyak 221 konflik. Kemudian diikuti oleh jenis konflik agraria antara warga melawan pemerintah (baik pusat maupun daerah) 115 konflik, dan warga berhadapan dengan warga 75 konflik.
Selain itu, lanjutnya, jenis konflik agraria antara warga melawan perusahaan negara 46 konflik, dan warga melawat aset milik TNI/Polri sebesar 18 konflik. "Penguasaan dan pemilikan baik negara maupun swasta atas sumber-syumber agraria menjadi penyumbang utama konflik agraria," katanya.