Kamis 04 Dec 2014 19:59 WIB

Perampokan di Dalam Taksi, Rusak Citra Industri Transportasi

Rep: C96/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Taksi (ilustrasi)
Foto: FIRMASEC
Taksi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perampokan yang diduga dilakukan di dalam taksi terjadi di Jakarta sepekan terakhir. Hal ini dianggap berpotensi merusak citra industri pengelolaan jasa transportasi. 

"Ini jangan sampai merusak industri taksi," ujar Kepala Unit Taksi DPD Organda DKI Jakarta M. Siburian kepada wartawan, Kamis (4/11). Ia mengatakan, kasus dugaan perampokan yang dilakukan di dalam taksi seolah berulang-ulang tiap tahun. 

Karena itu, kasus ini, kata Siburian, harus segera diungkap oleh kepolisian. Masyarakat pun, menurutnya, telah dibuat tidak nyaman dengan adanya dugaan perampokan terhadap dua karyawati perusahaan swasta itu.

Dalam hal ini, Organda DKI Jakarta pun, kata dia, akan terus mendampingi Express Group. Sebab, kata dia,  sudah beredar kabar ihwal dua taksi putih yang diasosiasikan ke taksi Express Group. Taksi itu disebut-sebut diduga digunakan untuk perampokan.

Dan hasil sementara, kata dia, dua taksi itu bukan taksi yang digunakan untuk perampokan. Itu, lanjutnya, sudah dikonfirmasikan oleh kepolisian. 

Sebelumnya, Polda Metro Jaya mencatat, kejadian perampokan dalam taksi terjadi di Sudirman Central Business District (SCBD), Semanggi Jakarta Selatan, Senin (1/12). Korban dalam perampokan ini yaitu seorang karyawati berinisial RP. Dan RP harus kehilangan satu buah laptop, kartu ATM, satu Iphone, kalung emas, dan uang tunai.

Lebih lanjut, Polda Metro Jaya pun mencatat, terjadi perampokan di dalam taksi di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (28/12). Dalam hal ini, yang menjadi korban juga seorang karyawati, RW. RW dirampok barang berharganya yakni satu buah handphone dan uang tunai Rp 1 juta. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement