Senin 01 Dec 2014 16:33 WIB

Nurdin Halid Dinilai Jadi Alat untuk Ical Menang Secara Aklamasi

Rep: c08/ Red: Bilal Ramadhan
 Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie (tengah) berbincang dengan  Ketua DPD Partai Golkar Bali, I Ketut Sudikerta (kanan) dan Ketua Penyelenggara Munas Golkar IX, Nurdin Halid (kiri) dalam pembukaan Munas IX Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, Ahad (30/1
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie (tengah) berbincang dengan Ketua DPD Partai Golkar Bali, I Ketut Sudikerta (kanan) dan Ketua Penyelenggara Munas Golkar IX, Nurdin Halid (kiri) dalam pembukaan Munas IX Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, Ahad (30/1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ketua Poros Muda Partai Golkar Andi Sinulingga menyebut terpilihnya Nudin Halid sebagai ketua pimpinan sementara Munas IX hanya untuk memperlancar skenario dari Aburizal Bakrie (Ical) untuk kembali terpilih sebagai ketua umum secara aklamasi.

Karena banyak pihak selama ini sudah meragukan independensi dari mantan ketua PSSI tersebut karena juga termasuk sebagai tim sukses dari Ical. “Nurdin Halid sudah pasti enggak independen. Ia (Nurdin) instrument aja di lapangan untuk memudahkan Ical terpilih menjadi ketua umum secara aklamasi,” kata Andi kepada Republika Online, Senin (1/12).

Ia menilai masih banyak kader-kader Golkar yang lebih kompeten dan berintegritas dibanding Nurdin untuk memimpin jalannya Munas. Namun, Andi menyadari suasana di Munas saat sudah tidak kondusif, di mana seluruh peserta Munas tak dapat melakukan apapun selain mengikuti skenario yang sudah dirancang oleh DPP kubu Ical.

Ia menyebut dirinya tidak ikut di dalam Munas Bali yang berlangsung saat ini. Namun ia mendapatkan informasi bahwa ruang Munas saat ini banyak dipenuhi preman-preman untuk mengganggu psikologis kader-kader untuk menyampaikan kritik maupun aksi protes di forum.

Apa yang digembar-gemborkan Sekjen Partai Golkar Idrus Marham selama ini, klaimnya, tidaklah benar. Selama ini Idrus membantah bahwa tidak ada skenario ataupun huru hara wacana yang dilakukan DPP untuk mengarahkan pemilihan secara aklamasi.

“Yang terjadi di arena Munas tidak seperti yang dibantah oleh Idrus,” ujar Andi.

Bila benar pemilihan ketum nanti berujung kepada Aklamasi, Andi mengaku sangat menyangkan. Karena ia menyadari saat ini, Partai Golkar sebagai partai berpengalaman memiliki kader-kader potensial lain yang pantas untuk menjadi ketua umum. Budaya di Partai beringin selama ini kata Andi juga tidak membenarkan adanya aklamasi.

Karena sejak kembali tampil di dalam platform baru sebagai partai reformasi, Golkar selama ini sangat menjunjung tinggi demokratisasi di internal partai. “Tidak ada budayanya di Golkar aklamasi. Terlalu banyak kader-kader  Golkar yang bagus-bagus.  Aklamasi sangat disayangkan kalau terjadi,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement