REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pesan untuk terus bergembira disampaikan dalam Karnaval Budaya di Kota Tasikmalaya, Jumat (28/11). Karnaval yang diselenggarakan oleh Sanggar Sastra Tasik tersebut mengambil rute melewati jalan protokol Kota Tasikmalaya dan mencuri perhatian warga maupun pengendara jalan.
"Saat ini Tasikmalaya sering terjadi peristiwa sedih seperti BBM naik, pembunuhan, dan tingginya angka geng motor," kata Ketua Pelaksana, Bode Riswandi. Dengan alasan itu, ia mengatakan warga Tasikmalaya kini butuh kegembiraan. Menurut Bode, dengan menebar kegembiraan lewat karnaval ia berharap pesan-pesan kebudayaan bisa sampai ke masyarakat.
Bode menjelaskan kebudayaan tidak pernah mengajarkan tindakan anarkis seperti demo dengan membawa molotov, melempar batu, dan lain sebagainya. "Oleh karena itu, kebudayaan hadir untuk memperbaiki peristiwa tersebut," kata Bode.
Mengusung tema eksplorasi batik, peserta karnaval pun berjalan mengikuti rute dengan kostum batik warna-warni. Bode menjelaskan karnaval tersebut diramaikan oleh perwakilan komunitas 12 Kota dan Kabupaten se-Jawa Barat.
Pemilihan tema batik, menurut Bode, bertujuan untuk meningkatkan citra batik Jawa Barat khususnya batik khas Tasikmalaya. "Mudah-mudahan bisa menyaingi batik Cirebon," harap Bode.
Selain itu, Bode turut mengapresiasi keterlibatan aparat kepolisian dalam karnaval. Anggota Kepolisian Resor Tasikmalaya ikut menyemarakkan acara tersebut dengan mengenakan batik serta pakaian kerajaan. Bahkan, beberapa anggota polwan pun ikut membawakan kesenian rampak gendang.
Kapolres Kota Tasikmalaya, AKBP Noffan Widyayoko mengaku polisi tentu mendukung kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kesenian daerah. "Saya sendiri pecinta seni jadi saya rasa tidak ada salahnya untuk memeriahkan acara ini," ujar Noffan.