Jumat 28 Nov 2014 10:54 WIB

Boy Sadikin tak Jadi Wagub, PDIP Ancam Cabut Dukungan ke Ahok

Rep: M Akbar Wijaya/ Red: Indah Wulandari
Gubernur DKI Jakarta yang juga Presiden terpilih, Joko Widodo (kiri) berjalan di dekat Ketua DPRD DKI Jakarta Ferrial Sofyan (tengah) dan Wakil Ketua Boy Sadikin (kanan) menuju podium untuk memberikan pendapat akhir pada Rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta di
Foto: antara
Gubernur DKI Jakarta yang juga Presiden terpilih, Joko Widodo (kiri) berjalan di dekat Ketua DPRD DKI Jakarta Ferrial Sofyan (tengah) dan Wakil Ketua Boy Sadikin (kanan) menuju podium untuk memberikan pendapat akhir pada Rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta di

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA–Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)  mengancam mencabut dukungan politik kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama jika tidak menjadikan kadernya, Boy Bernardi Sadikin sebagai wakil gubernur. 

 

"Tidak menutup kemungkinan dukungan politik kepada Ahok di DPRD DKI Jakarta akan kami cabut," kata Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDIP Achmad Basarah, Jumat (28/11).

Basarah mengatakan, Boy merupakan calon resmi yang diusung PDIP menjadi wakil gubernur DKI Jakarta. Ahok, menurutnya, akan mengecewakan dan menyakiti keluarga besar PDIP jika tidak mengakomodir Boy.

 "Dia (Ahok) juga akan menimbulkan masalah politik yang serius dengan Fraksi PDIP di DKI Jakarta," ujarnya.

Penunjukan Boy sebagai calon wakil gubernur sudah disertai pertimbangan matang. Basarah mengatakan Boy berpengalaman sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta. Boy juga mewarisi darah Jakarta dari ayahnya yang juga mantan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin.

"Kami yakin dia (Boy) pasti bisa bersinergi. Ahok tidak perlu meragukan kemampuan Boy," katanya.

PDIP memahami Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) tentang Pemilihan Kepala Daerah  memperkenankan Ahok memilih sendiri wakil gubernur yang diinginkannya. Namun, Basarah mengingatkan Ahok untuk tidak lupa dengan proses politik saat Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu.

Menurutnya  Ahok bisa menjadi Gubernur DKI Jakarta lantaran gubernur sebelumnya, yakni Joko Widodo  menjadi presiden.

"Ahok tidak boleh melupakan sejarah yang menjadikannya sekarang sebagai gubernur," kata Basarah

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement