REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Para calon Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar berencana akan menggabungkan kekuatan untuk bisa mengalahkan Ketum Golkar Aburizal Bakrie (Ical). Penggabungan ini dilakukan karena mereka merasa ada ketidakadilan dalam Musyawarah Nasional IX yang akan digelar di Bali 30 November Mendatang.
“Karena senasib, diperlakukan bahwa ada kandidat tertentu yang diistimewakan. Kelihatannya kita akan bersama-sama berjuang untuk tetap mengawal agar demokrasi diselenggarakan dan menjadi awal yang baik,” Kata salah satu caketum, Priyo Budi Santoso, sebelum melakukan rapat Pleno Partai Golkar, Senin (24/11).
Priyo menyebut ada upaya yang dilakukan oknum yang mengatasnamakan instrumen partai untuk menggiring suara DPD II ke calon ketum tertentu. Pola ini akan dilakukan oknum tersebut dengan mengarantina pemilik suara di DPD II Golkar. "Saya ingin ini dihentikan,” ungkapnya. Priyo menginginkan Munas IX Golkar berjalan secara sehat dan demokratis.
Priyo meminta kepada incumbent Ketum Golkar Aburizal Bakrie agar mengingatkan DPP Golkar ini agar menggunakan cara-cara halal, sehat, dan demokratis. “Hanya karena dengan ini, siapapun akan kita hormati, dan turuti bersama. Jika tidak baik, takut menjadi awal malapetaka ke depannya,” kata mantan Wakil DPR tersebut.
Sumber Republika Online (ROL) menyebutkan akan ada upaya untuk mengarantina DPD II di daerah masing-masing. Para Ketua DPD I Golkar akan mengarantina jajaran DPD II-nya di daerah masing-masing, untuk kemudian dibawa ke Munas IX Golkar. Dalam karantina ini, DPD II akan dipaksa dan diberikan 'gizi' untuk memilih calon ketum tertentu.