REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja melantik HM. Prasetyo sebagai jaksa agung menggantikan Basyrief Arief, Kamis (20/11). Namun, pelantikan yang digelar di Istana Negara tersebut terkesan terburu-buru. Apa sebab?
Sekertaris Kabinet Andi Widjajanto mengungkap, Jokowi baru menandatangani Keppres Nomor 131 Tahun 2014 tentang pengangkatan Prasetyo sebagai jaksa agung pagi tadi. Pagi itu juga, menurut Andi, presiden memintanya untuk melaksanakan pelantikan siang ini.
Mantan deputi tim transisi tersebut mengaku, setelah mendapat instruksi dari Jokowi, ia langsung menghubungi Partai Nasdem untuk membicarakan status Prasetyo yang masih menjabat sebagai kader sekaligus anggota DPR RI.
"Nasdem memutuskan untuk memberhentikan dengan hormat Pak Prasetyo," kata Andi setelah pelantikan.
Surat pemberhentian Prasetyo dari keanggotan Partai Nasdem pun baru keluar pukul 11.00 WIB siang tadi. Menurut Andi, surat dari Nasdem itu sekaligus menjelaskan bahwa mereka menarik Prasetyo dari DPR.
Setelah Prasetyo resmi mundur dari partai, Istana pun bersiap menggelar pelantikan jaksa agung yang sedianya digelar pukul 14.00 WIB. Namun, lewat pukul 14.00 WIB tak ada tanda-tanda pelantikan akan dimulai. Padahal, sejumlah tamu undangan penting telah hadir, di antaranya Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edi Purdjiatno, Menteri BUMN Rini Soemarmo. Kepala PPATK M Yusuf, Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali, dan Plt Jaksa Agung Andhi Nirwanto.
Prasetyo juga telah hadir dengan pakaian dinas jaksa agung lengkap. Ia bahkan sudah berdiri di tengah-tengah ruangan pelantikan. Namun, karena acara pelantikan tak kunjung dimulai, Prasetyo pun mengisi waktu dengan berbincang-bincang bersama seorang tamu undangan. Begitu pun para tamu undangan yang lain.
Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla baru tiba di ruangan pelantikan pukul 15.30 WIB. Upacara pelantikan pun dimulai.
Sekertaris Kabinet Andi Widjajanto beralasan, molornya waktu pelantikan bukan dikarenakan terhambat status Prasetyo yang belum resmi mundur dari DPR. Tetapi karena Jokowi kedatangan tamu para relawan yang diketuai Boni Hargen.
Menurut Andi, presiden menggelar makan siang sambil berdialog mengenai kebijakan kenaikan BBM dengan relawan. "Rupanya relawan antusias, jadi presiden minta pelantikannya diundur karena masih ingin berinteraksi," ucap Andi.