Rabu 19 Nov 2014 17:12 WIB

Orang Tua Ikut Keluhkan Kenaikan Harga BBM

Rep: mursalin yasland/ Red: Winda Destiana Putri
Angkutan umum
Foto: The Jakarta Post
Angkutan umum

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Dampak dari kenaikan BBM era Presiden Jokowi, membuat para orangtua mengeluh dengan biaya tambahan untuk ongkos angkutan kota (angkot) anaknya sekolah dan kuliah, yang naik jadi Rp 4.000.

Idawati, ibu rumah tangga tinggal di kawasan Sumber Rejo, Bandar Lampung, mengeluhkan sejak hari pertama kenaikan BBM, anaknya meminta ongkos tambahan dari biasanya sehari diberi Rp 15 ribu untuk ongkos, menjadi Rp 20 ribu sehari.

Dua anak ibu ini masih bersekolah di SMA dan satunya di kuliah MIPA Universitas Lampung. Untuk menuju ke sekolah dan tempat kuliah, setidaknya dua anaknya ini harus naik angkot dua kali. Sehingga, untuk tiba di rumah kembali, ia memerlukan biaya angkot sebanyak empat kali sehari.

"Ongkos sekarang sudah Rp 4.000, jadi kurang duitnya," kata Ida menirukan keluhan anaknya yang kuliah. Biasanya, Ida memberikan ongkos plus uang jajan sebesar Rp 15 ribu sehari. Setelah BBM naik, ia terpaksa merogoh koceknya lagi menjadi Rp 20 ribu hingga Rp 23 ribu sehari.

Ida yang hidup hanya mengandalkan gaji pensiunan, tidak dapat berbuat banyak kecuali harus mengganggu uang tabungannya. "Kalau mengandalkan gaji pensiunan janda hanya cukup untuk makan saja," tuturnya.

Kenaikan harga BBM sebesar Rp 2.000 per liter, telah menjadi alasan kuat para supir angkot semua trayek dalam kota Bandar Lampung, ikutan menaikkan ongkos sepihak, sejak Selasa (18/11). Untuk mensosialisasi tarif baru sebesar Rp 4.000, supir telah memasang stiker pengumuman tarif angkot.

"Kami sengaja pasang tarif di kaca dalam angkot, biar penumpang tidak bertanya-tanya lagi dan terkejut," ungkap Rio, supir angkot Tanjungkaran-Kemiling.

Sudah dua hari terakhir sejak BBM naik, para supir angkot dalam kota Bandar Lampung, tidak melakukan aksi mogot. Mereka sudah melakukan pasang tarif baru meski belum ada keputusan pemerintah kota.

Para penumpang baik anak sekolah dan umum, juga dengan terpaksa memberikan tambahan ongkos Rp 1.000 dari sebelumnya Rp 3.000.

"Mau gimana lagi, memang BBM sudah naik Rp 2.000, jadi ongkos naik Rp 1.000 wajar bagi supir. Mau protes dengan siapa," tutur Lia, siswa SMA swasta di Bandar Lampung, yang setiap hari naik angkot ke sekolah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement