REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Puting beliung yang melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada Selasa (11/11) mengakibatkan 395 rumah warga rusak.
"Terdapat 395 rumah rusak berat maupun ringan. Sejumlah rumah itu berada di lima dari tujuh kecamatan yang tersapu puting beliung," kata Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Kabupaten Magelang, Joko Sudibyo di Magelang, Rabu (12/11).
Selain itu, katanya juga terdapat empat orang terluka akibat tertimpa atap rumahnya yang ambruk. "Puting beliung yang terjadi kemarin cukup besar, waktunya lama, dan mencakup wilayah luas. Ini kejadian pertama dalam sepuluh tahun terakhir di Kabupaten Magelang. Tak heran, jumlah kerusakan dan kerugian harta benda cukup banyak," katanya.
Ia menyebutkan tujuh kecamatan yang dilanda puting beliung, yakni Borobudur, Tempuran, Mertoyudan, Salam, Srumbung, Salaman, dan Ngluwar.
Menurut dia kerusakan paling parah di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Borobudur di Desa Kembanglinmus. Di tempat ini dari tujuh dusun ada enam dusun yang yang terkena, meliputi Dusun Bugelan, Tidaran, Sembungan, Wonotigo, Gombong, Ngasinan dan Bumen.
"Terparah terjadi di Dusun Tidaran, yang menyebabkan dua rumah ambruk dan melukai dua warganya. Total di wilayah ini ada 185 rumah rusak berat dan ringan," katanya.
Kecamatan lain yang juga parah, yakni Kecamatan Tempuran terjadi di Desa Ringin Anom dengan jumlah rumah rusak berat dan ringan mencapai 125 rumah. Kemudian Kecamatan Mertoyudan terjadi di tiga desa, yakni Desa Kalinegoro, Pasuruan, dan Donorojo dengan jumlah rumah rusak berat dan ringan ada 82 rumah.
"Selain tiga kecamatan itu, angin puting beliung yang terjadi kemarin, juga melewati Kecamatan Salam yang menyebabkan tiga rumah rusak dan Kecamatan Srumbung yang menyebabkan lima rumah rusak.
Sedangkan di Kecamatan Salaman dan Ngluwar hanya menyebabkan pohon tumbang serta akses jalan Borobudur-Salaman sempat terputus karena banyak pohon tumbang di jalan," katanya. Ia menuturkan langkah yang sudah dilakukan BPBD antara lain membuka akses jalan yang tertutup pohon, menyalurkan logistik, dropping air dan terpal bagi warga yang rumahnya ambruk.