REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasekjen Partai Golkar Nurul Arifin menyebut tidak ada masalah bila partai dipimpin oleh tokoh muda atau senior. Karena, langkah regenerasi tidak tergantung dari usia ketua umum yang akan dipilih pada munas mendatang.
Regenerasi, kata Nurul, terletak pada adanya perubahan strategi dalam mempersiapkan kader penerus partai. "Masalah regenerasi, bukan masalah senior atau junior, ini masalah strategi saja," kata Nurul di Jakarta, Selasa (4/11).
Ia hanya ingin agar pemilihan ketua umum pada munas nanti dapat berjalan secara demokratis. Apalagi di dalam AD/ART partai juga tak ada aturan yang menyebutkan ketua umum harus dari kader senior atau junior.
Untuk itu, kata dia, semua pihak yang ingin ikut berkontestasi dapat bersaing secara adil dan terbuka. "Yang penting ajang ini sangat terbuka," ucap Nurul.
Saat ini, beberapa kader Golkar sudah menambil ancang-ancang untuk ikut bersaing memperebutkan kursi ketua umum. Beberapa nama yang sudah punya geliat adalah Agung Laksono, MS Hidayat, Erlangga Hartarto, Hajriyanto Tohari, Agus Gumiwang, Priyo Budi Santoso, dan Zainuddin Amali.
Selain itu, nama Aburizal Bakrie (Ical) pun disebut juga akan ikut lagi dalam pemilihan nanti. Ical mengaku banyak diminta oleh pengurus DPD untuk melanjutkan kepemimpinan di Golkar.