REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU UTARA -- Pemuda yang diduga preman suruhan pemilik Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Pasangkayu, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat, menganiaya wartawan Kirab Indonesia, Adding Marulu, yang sedang meliput pengisian bahan bakar minyak di daerah itu.
"Saat kami meliput pengisian BBM di SPBU Pasangkayu, tiba-tiba didatangi preman dan langsung menganiaya saya hingga mengakibatkan baju ini robek serta bagian pipi luka lebang," kata Adding Marulu yang menjadi korban penganiayaan preman SPBU itu di Matra, Minggu (2/11).
Oleh karena merasa terpojok, dirinya kemudian melarikan diri dan melaporkan pelaku di kantor Polsek Pasangkayu.
Adding mengatakan pemukulan itu berawal saat dirinya ikut memotret antrean sejumlah kendaraan yang hendak melakukan pengisian BBM di SPBU.
Dia mengatakan pelaku yang diketahui bernama Madong, sejak awal marah-marah jika wartawan melakukan peliputan di SPBU.
"Kondisi di SPBU Pasangkayu terjadi antrean panjang akibat isu kenaikkan BBM. Apalagi, akhir-akhir ini petugas di SPBU diduga menjual bebas BBM bersubsidi kepada pedagang pengepul dengan menggunakan ratusan jerigen untuk dipasok keluar daerah," katanya.
Tim Buser Polsek Pasangkayu yang menerima laporan korban penganiayaan langsung menuju SPBU Pasangkayu dan menggiring pelaku kantor polsek.
Madong sempat mengelak disebut sebagai penganiaya korban.
"Saya bukan preman melainkan keluarga pemilik SPBU Pasangkayu. Tugas saya memang menjaga keamanan SPBU," kata Madong saat diperiksa di polsek itu.
Kapolsek Pasangkayu AKP E.F Bawias mengatakan pelaku sudah diamankan sesaat setelah polisi menerima laporan kejadian itu.
"Pelaku kini berada di sel tahanan Polsek Pasangkayu untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya," katanya.
Dia mengatakan pelaku bisa dijerat Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan dengan ancaman penjara selama dua tahun.