Selasa 28 Oct 2014 02:36 WIB

Angkutan Umum Ibu Kota akan Dikonversi ke BBG

Rep: c66/ Red: Esthi Maharani
 Angkutan umum melintas di jalur Transjakarta (Busway) di Kawasan Manggarai, Jakarta, Selasa (24/6).
Foto: Republika/ Wihdan
Angkutan umum melintas di jalur Transjakarta (Busway) di Kawasan Manggarai, Jakarta, Selasa (24/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan mengkonversi bahan bakar minyak menjadi gas untuk seluruh angkutan umum di Ibu Kota. Selain untuk meningkatkan kualitas layanan publik, penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) dinilai sebagai solusi untuk mengurangi polusi udara.

Dinas Perhubungan DKI Jakarta proses pengkoversian ke bahan bakar gas untuk angkutan umum masih dipersiapkan. Sejauh ini, persiapan awal adalah membangun stasiun pengisian BBG yang masih sangat sedikit jumlahnya.

"Polusi yang dihasilkan oleh BBG jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Bahan Bakar Minyak (BBM). Karenanya, kami ingin seluruh angkutan umum Ibu Kota segera menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan ini," ujat kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Muhammad Akbar, Senin (27/10).

Ia menjelaskan salah satu contoh angkutan umum yang tengah diremajakan agar menjadi ramah lingkungan adalah bajaj dua tak atau dikenal dengan bajaj oranye. Selambat-lambatnya pada akhir 2016, seluruh bajaj oranye tidak lagi beredar di Ibu Kota.

Dengan demikian, bajaj BBG berwarna biru akan menggantikan keberadaan bajaj yang kerap menghasilkan polusi udara tersebut. Selain bajaj oranye, Akbar mengatakan peremajaan angkutan umum juga akan diberlakukan untuk yang berusia tua. Selama ini, angkutan umum berusia tua menyumbang polusi berbahaya dari asap kendaraan tersebut.

Untuk itu, Pemprov DKI kini tengah menyiapkan sistem agar seluruh angkutan umum Ibu Kota beroperasi di bawah satu manajemen yang sama. Hal ini dinilai akan mempermudah peremajaan angkutan-angkutan umum berusia tua agar seluruhnya dapat menjadi ramah lingkungan.

"Saat ini sedang disiapkan sistem agar seluruh angkutan umum berada di bawah manjemen PT TransJakarta. Dengan ini selain dapat optimal diremajakan, kami akan mudah mengawasi seluruhnya agar pelayanan publik semakin meningkat," ujar Akbar menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement