Jumat 24 Oct 2014 17:58 WIB

Sejak Era Jokowi, Istana Jadi tak Ramah Bagi Wartawan

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
  Presiden Joko Widodo bersama para petinggi lembaga negara memberi keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan tertutup di Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/10). (Republika/Agung Supriyanto)
Presiden Joko Widodo bersama para petinggi lembaga negara memberi keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan tertutup di Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/10). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istana Kepresidenan, sejak dulu, terkenal memiliki aturan yang ketat. Tak sembarang orang bisa masuk ke dalam kantor presiden tersebut. Tak hanya itu, Istana juga menerapkan aturan protokoler yang tidak ditemukan di kantor pemerintah yang lain.

Sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) dilantik, pengamanan di Istana makin diperketat. Belakangan, Istana justru menerapkan peraturan yang seolah diada-adakan.

Misalnya saja peristiwa yang terjadi pada Jumat pagi tadi, (24/10). Saat itu, puluhan wartawan baru saja selesai meliput kegiatan Presiden Jokowi yang melakukan sambungan telepon dengan Presiden Cina Xi Jinping di Istana Merdeka. Usai meliput kegiatan presiden tersebut, para wartawan bermaksud mengisi perut dengan jajan di kantin Wisma Negara yang masih berada di dalam Kompleks Istana Kepresidenan.

Namun, baru saja masuk area kantin, wartawan sudah diusir. "Wartawan silahkan jajan di kantin luar. Ini perintah dari Biro Pers," kata seorang anggota TNI yang bertugas sebagai Komandan Komplek (Danplek).

Para wartawan, meski kesal dilarang jajan, menuruti saja aturan tersebut dan keluar dari lingkungan Istana yang steril.  "Dulu pas masih Pak SBY kita lari-larian di dalam Istana juga enggak apa-apa," ujar salah satu wartawan radio sambil menggerutu. Ia kesal lantaran ruang geraknya dibatasi.

Kemudian, pada siang hari ketika sudah memasuki waktu shalat Jumat, wartawan kembali dihadapkan pada peraturan yang mengada-ada. Untuk masuk ke dalam masjid saja, wartawan harus mendapat ijin dari pihak Istana.

"Semua wartawan yang ingin masuk ke dalam harus dapat ijin dari Biro Pers," kata salah anggota Paspampres yang menjaga pintu masuk.

Sebagai simbol negara, sebenarnya wajar jika Istana menerapkan peraturan yang lebih ketat. Namun, aturan tersebut baiknya tidak membatasi ruang gerak orang lain yang juga memiliki kepentingan di dalam Istana.

Apalagi, kini Istana telah dipimpin oleh Presiden Jokowi yang sejak dulu dikenal luwes. Publik berharap, Jokowi dapat merubah kesan Istana yang kaku dan angker tersebut.

Terlebih, Jokowi pernah berjanji tak akan menjadikan Istana sebagai tempat eksklusif dengan menyediakan waktu khusus bagi warga yang ingin berkunjung ke dalam."Itu nanti kita atur waktunya. Misalnya tiap Senin atau Jumat," kata Jokowi di hari pelantikannya, Senin (20/10).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement