REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Ketua Dewan Pers Bagir Manan berharap jajaran pers tetap menjunjung tinggi profesionalisme dan kebebasan pers dalam menghadapi kondisi politik terkini yang sedang terjadi, khususnya antara legislatif dan eksekutif.
"Saya yakin pers akan tetap profesional dalam kebebasannya sehingga tidak akan terjadi polarisasi media-media dalam kondisi perpolitikan dewasa ini," katanya.
Menurut dia, apa yang terjadi di DPR RI dimana semua pimpinan DPR berasal dari Koalisi Merah Putih, merupakan hal wajar dan jangan sampai berimplikasi pada dikotomi media-media yang pada Pilpres 2014 tampak telah terpolarisasi berdasarkan koalisi partai-partai pendukung capres/cawapres.
"Mereka semua kan mengaku berjuang untuk demokrasi dan kepentingan rakyat. Jadi pemberitaan pers mengenai kemelut politik ini jangan sampai menimbulkan krisis," katanya.
Mantan Ketua MA itu menegaskan bahwa pers tidak boleh terbelah dan harus mempunyai preferensi, tidak boleh sekedar memberitakan ini dan itu.
Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Padjadjaran Bandung itu juga mengaku sependapat dengan beberapa tokoh pers yang menyebutkan bahwa Indonesia sedang mengalami krisis politik.
Karena itu, pers harus mengambil peran untuk memberikan pencerahan dan pendidikan politik yang baik agar Indonesia tidak tercebur ke dalam kondisi yang lebih parah seperti yang terjadi di beberapa negara.
Selain pers, Bagir Manan juga berharap kalangan LSM dan pergurun tinggi untuk mengambil peran merespon secara proporsional kondisi politik yang terjadi, khususnya antara dua koalisi yang bersaing sejak pilpres.