Senin 15 Sep 2014 22:29 WIB

RRT Bidik Investasi PLTU dan Pabrik Ban di Sumsel

Rep: Maspril Aries / Red: Hazliansyah
Alex Noerdin
Foto: Republika/Prayogi
Alex Noerdin

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Sejumlah pengusaha asal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) berminat menanamkan investasinya di Sumatera Selatan (Sumsel). Keinginan investor dari negeri tirai bambu tersebut terungkap dalam pertemuan antara Gubernur Sumsel Alex Noerdin dengan Konsulat Jendral (Konjen) RRT Zhu Honghai, Senin (15/9).

“Pembicaraan tadi diantaranya membahas rencana investasi investor RRT untuk membangun PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) dan pabrik ban di sini. Mereka menyatakan tertarik untuk menanamkan investasinya di Sumatera Selatan,” ujar Alex Noerdin usai melakukan pertemuan. 

Menurut Alex, Konsulat Jendral RRT menyatakan ingin meningkatkan kerjasama yang lebih besar lagi antara Tiongkok dan Sumatera Selatan. 

“Mereka tertarik untuk berinvestasi di kawasan ekonomi khusus Tanjung Api Api seperti membangun pabrik ban di kawasan itu,” katanya.

Selain investasi di pabrik ban dan PLTU, RRT juga berminat dengan rencana pembangunan jembatan Musi. 

“Kita menawarkan proyek infrastruktur jembatan Musi VII yang akan menghubungkan kawasan seberang Ilir dengan seberang Ulu. Pembicaraan ini belum membicarakan berapa nilai investasi yang akan mereka tanam di Sumatera Selatan. Berapa pun mereka investasi kita akan terima,” ujar Alex Noerdin.

Sementara itu Konsultan Jendral RRT Zhu Honghai menjelaskan, kedatangannya ke Sumatera Selatan dalam rangka melakukan tukar pikiran dan melakukan pembicaraan mengenai peluang investasi yang ada di daerah ini. 

“Gubernur Sumsel tadi menawarkan peluan investasi yang cukup menarik yaitu  pembangunan kawasan ekonomi khusus Tanjung Api Api dan Jembatan Musi VII,” katanya.

Zhu Honghai juga mengungkapkan pembicaraan mengenai pembangunan PLTU berikut pembangunan jaringan listrik di Sumsel yang peluangnya masih terbuka lebar.  

“Kami saling bertukar informasi dan saran untuk mengatasi permasalahan yang selama ini menjadi hambatan seperti listrik dan potensi besar di kawasan ekonomi khusus,” katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement