REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Sumatera Selatan menyatakan jumlah titik panas (hotspot) di wilayah itu dalam beberapa hari terakhir jumlahnya mengalami peningkatan.
"Berdasarkan pemantauan melalui satelit, jumlah titik api yang sebelumnya terdeteksi 20--30 titik, kini jumlahnya meningkat bisa mencapai 200 titik," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumatera Selatan Indra Purnama di Palembang, Ahad.
Indra menjelaskan jumlah titik panas yang terdeteksi di wilayah Sumsel berpotensi meningkat karena pada bulan September ini merupakan puncak musim kemarau.
Menurut dia, titik panas yang terdeteksi sekarang ini sebagian besar terdapat di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir, Musi Banyuaisn, dan Kabupaten Muara Enim.
Masyarakat yang berada di daerah tersebut diimbau agar meningkatkan kewaspadaan serta pengawasan terhadap lahan pertanian, perkebunan, dan kawasan hutan yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggalnya.
Dengan kewaspadaan yang tinggi dan pengawasan lingkungan secara maksimal, diharapkan bisa dicegah terjadinya kebakaran hebat yang bisa menimbulkan kerugian besar dan berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Yulizar Dinoto mengatakan bahwa pihaknya menyiapkan beberapa langkah penanggulangan dalam menghadapi bencana kabut asap yang terjadi pada bulan September ini, di antaranya dengan melakukan operasi pemadaman lahan yang terbakar melalui darat dan udara.
Pemadaman melalui darat, kata Yulizar, pihaknya bekerja sama dengan BPBD dan petugas penanggulangan bahaya kebakaran kabupaten yang wilayahnya terjadi kebakaran hutan dan lahan atau menjadi sumber titik api penyebab terjadinya kabut asap.
Sementara itu, untuk melakukan operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan melalui udara, pihaknya melakukan pengeboman air di sumber titik api yang sulit dijangkau tim operasi darat dengan menggunakan dua helikopter.