Kamis 04 Sep 2014 12:55 WIB

Air Jatiluhur Bakal Dialirkan ke Jakarta, Bekasi dan Karawang

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Julkifli Marbun
 Waduk Jatiluhur
Foto: antara
Waduk Jatiluhur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Air dari Waduk Jatiluhur akan segera dialirkan ke Jakarta, Bekasi, dan Karawang. Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bekerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta dan Pemprov Jawa Barat hari ini menandatangani perjanjian kerjasama pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Jatiluhur untuk Jakarta, Bekasi, dan Karawang, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (4/8).

Menteri PU Djoko Kirmanto mengatakan, pembangunan SPAM Jatiluhur sebenarnya sudah direcanakan sejak empat tahun lalu. Namun, kata dia, setelah dihitung dana yang dibutuhkan untuk membangun SPAM Jatiluhur sangat besar, yaitu sekitar Rp 6 triliun. Menurut Djoko, butuh dukungan dari pemerintah pusat untuk membuat proyek dengan dinilai investasi sebesar itu.

"Akhirnya desain teknis dirubah sehingga konstruksinya bisa dibangun tanpa dukungan pemerintah. Pemerintah kemudian menunjuk Perum Jasa Tirta II untuk menangani ini," kata Djoko dalam acara penandatangan kerjasama tersebut. Selain Djoko, hadir pula Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

Setelah desain teknisnya dirubah, pembangunan SPAM Jatiluhur hanya akan menghabiskan dana sebesar Rp 1,67 triliun. Proyek tersebut ditargetkan selesai pada awal 2017.

Djoko menambahkan, SPAM Jatiluhur tahap I akan mengalirkan 5 ribu liter air per detik. Air tersebut akan dialirkan ke Provinsi DKI Jakarta sebanyak 4.000 liter per detik, Kabupaten Karawang 350 liter per detik, Kabupaten Bekasi 350 liter per detik dan Kota Bekasi 300 liter per detik.

Meski demikian, lanjut dia, jumlah tersebut sebenarnya masih jauh dari kebutuhan air masyarakat. Di Jakarta saja kebutuhan airnya mencapai 16 ribu liter air per detik. Karenanya, ujar Djoko, setelah Jatiluhur, Kemen PU akan kembali membangun SPAM dengan mengambil air dari Waduk Karian untuk memenuhi kebutuhan air sisanya.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menambahkan, sebenarnya masih banyak sumber air lain yang bisa dimanfaatkan untuk air minum. Menurut Aher, air dari Sungai Citarum dan Ciliwung juga harus dimaksimalkan untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat di Jakarta dan Jawa Barat.

"Kalau dari Citarum itu sudah 60 persen kita manfaatkan, baik untuk air minum, industri, maupun pertanian. Tapi kalau Ciliwung baru 10 persen dimanfaatkan oleh masyarakat kita. Jadi kemungkinan selanjutnya adalah SPAM ciliwung," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement