Rabu 03 Sep 2014 15:54 WIB

Hotel Fave: Sumur Sudah Berhenti Operasionalnya

Rep: Yulianingsih/ Red: Joko Sadewo
 Salah satu sumber air (ilustrasi).
Foto: Antara/Joko Sulistyo
Salah satu sumber air (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  YOGYAKARTA -- Manajer Fave Hotel Yosi Arivianto mengatakan, mengapresiasi aksi yang dilakukan warga sebagai salah satu bentuk kebebasan berpendapat. "Kami tentu akan terus melakukan komunikasi dengan masyarakat karena dalam pertemuan terakhir pada pertengahan Agustus belum ada titik temu," katanya.

Pihaknya kata dia, sudah menghentikan operasional sumur dalam sejak 21 Agustus dan sumur dalam tersebut juga sudah disegel oleh Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta.   

"Kami memaksimalkan air dari PDAM dan membeli air setiap hari sebanyak 4.000 liter untuk operasional. Saat ini, kami juga akan memenuhi perizinan pemanfaatan air tanah yang memang belum ada," katanya.

Koordinator Forum Pemantau Integritas (FORPI) Kota Yogyakarta, Winarta mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan warga sejak Agustus. Bahkan pihaknya sudah menerjunkan tim untuk melakukan pengecekan lapangan.

"Ada empat sampel sumur yang kita periksa dan semuanya mengering," katanya. Sumur tersebut ada isinya pada malam hari namun menghilang pada paginya.

"Sebagian warga  telah menyelesaikan masalah sumur kering dengan melakukan “penyuntikan”, tetapi hal ini hanya dilakukan oleh warga yang mempunyai cukup dana, sedangkan yang lainnya terpaksa tidak dapat lagi memanfaatkan sumurnya," ujarnya.

Dengan kondisi itu kata dia, pihaknya mendorong kepada Pemerintah Kota Yogyakarta untuk segera memfasilitasi/memediasi dengan melakukan pertemuan atau dialog antara warga Miliran dengan pihak hotel Fave. Hal ini dimaksudkan agar adanya solusi terbaik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement