REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Panglima Komando Daerah Militer IX/Udayana, Mayor Jenderal TNI Wisnu Bawa Tenaya mengingatkan masyarakat untuk tidak terprovokasi terkait hasil sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi.
"Jangan pernah masyarakat terprovokasi situasi dan kondisi di manapun, agar kita semua tertib dan hidup rukun," katanya saat melakukan gelar pasukan siaga pengamanan keputusan MK di Denpasar, Kamis.
Meski demikian, ia mengaku bahwa situasi di jajaran Kodam IX/Udayana yang meliputi Bali-Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat tetap kondusif.
"Saya cek pagi tadi di Atambua dan Manggarai, NTT, semua aman. Begitu juga di NTB dan Bali," ucapnya.
Ia enggan menyatakan bahwa ada indikasi adanya gangguan keamanan berkepanjangan sehingga diperlukan adanya pergelaran pasukan jelang ataupun pascakeputusan MK.
"Bukan begitu (gangguan keamanan berkepanjangan). Tetapi sebagai antisipasi saja," ucapnya.
Khusus di Pulau Dewata, Wisnu mengingatkan masyarakat, baik pendukung dua pasangan Capres-Cawapres, Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK, untuk menjaga keamanan mengantisipasi gangguan keamanan pasca-keputusan sengketa Pilpres di MK.
Apalagi Bali, kata dia, merupakan daerah tujuan wisata dunia yang tentunya memerlukan keamanan dan ketertiban.
"Kami akan jaga keamanan ketertiban dan kenyamanan anak bangsa. Terutama di Bali, sebagai 'central gravity of tourism' untuk memberi kesejukan dan kedamaian," ujar Pangdam.
Kepada prajurit TNI, jenderal bintang dua itu mengingatkan untuk meningkatkan kegiatan patroli keamanan.
"Kalau ada yang mencurigakan, segera laporkan. Prajurit harus cerdas," katanya.
Dia menjelaskan bahwa pihaknya mengerahkan seluruh kekuatan di jajaran Kodam IX/Udayana untuk mengantisipasi adanya gangguan keamanan.
Mahkamah Konstitusi menjadwalkan pengumuman hasil sengketa Pilpres 2014 hari ini (21/8).