REPUBLIKA.CO.ID, KSAU: JAKARTA -- Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, mengatakan, pihaknya tidak akan memberikan ruang dan kedudukan istimewa bagi Wanita Udara (Wara), meski Wara mengemban peran ganda sebagai wanita.
"Kami tidak membedakan hak serta kewajibannya dengan prajurit pria," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Ida Bagus Putu Dunia, saat menjadi inspektur upacara peringatan ke-51 hari ulang tahun wara, di Mabes TNI, Jakarta, Rabu (20/8).
Ida Bagus mengingatkan agar Wara mampu menjaga sinergi antara hak dan kewajiban dalam konteks emansipasi, sehingga akan menepis kesan bahwa emansipasi sekadar tuntutan hak tanpa diimbangi pemenuhan kewajiban.
Tuntutan akan emansipasi, kata KSAU, hendaknya disikapi dengan bijaksana karena jika gender ditinjau dari sisi keprajuritan maka setiap personel Wara harus menjunjung tinggi Sumpah Prajurit dan Sapta Marga.
"Keduanya merupakan landasan moral dan etika dalam menjalankan tugas pengabdian prajurit," kata Ida Bagus.
Oleh karena itu, dirinya mengharapkan agar Wanita TNI AU mampu mengoptimalkan intensitas dan etos kerja yang tinggi untuk ikut berperan aktif guna mencapai optimalisasi tugas satuan.
Dengan usia yang telah menginjak usia 51 tahun, Wara sebagai sebuah organisasi dapat dikatakan relatif muda, sehingga masih banyak ruang, waktu dan kesempatan memperbaiki diri, baik sebagai individu maupun Korps. Oleh karena itu, TNI AU saat ini membutuhkan prajurit yang baik dan terbaik, termasuk Wara.
Dengan tema "Kanya Bhakti Sakti Sejati, Wara Siap Meningkatkan Kinerja dan Profesionalisme Guna Mendukung Tugas TNI AU" itu, KSAU juga berharap agar tema itu jangan hanya sebagai penghias, namun komitmen yang telah diikrarkan oleh seluruh prajurit Wara hendaknya dijadikan sebagai landasan dalam berkarya.
"Saya yakin, dengan dilandasi moral yang baik, jiwa korsa, kemampuan serta prestasi yang telah dicapai dan ditopang dengan motto 'Kanya Bhakti Sakti Sejati', maka Wara akan mampu memberikan pengabdian terbaik bagi TNI AU, bangsa dan negara," kata KSAU.
Penerbang Tempur
Sejak 2013 TNI AU sudah menerima calon prajurit wanita (taruni) di Akademi Angkatan Udara (AAU). Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto mengatakan penerimaan taruni sebagai wujud dari emansipasi wanita.
Setiap tahun rencananya akan diterima sebanyak 12 taruni untuk dipersiapkan sebagai prajurit andal. "Lulusan pertama akan diwisuda pada 2017 dan diharapkan ada yang sudah bisa menjadi penerbang pesawat tempur," kata Hadi.
TNI AU sudah merekrut wara sebanyak 1.618 personel sejak pertama kali merekrut pada 1963. Belum genap 20 tahun sejak perekrutan pertama, TNI AU sudah bisa mencetak penerbang wanita yang berasal dari bintara. Mereka dididik bersama dengan penerbang wanita.
Pada usianya yang ke-51 tahun wara sudah dipercaya menduduki jabatan-jabatan strategis di TNI AU. Bahkan saat ini sudah ada tujuh wara yang meraih pangkat marsekal pertama atau bintang satu. Taruni yang saat ini sedang mendapat pendidikan di AAU diharapkan akan menjadi pimpinan TNI AU di masa mendatang.