Sabtu 22 Nov 2014 21:47 WIB

Ida Bagus Pensiun Desember, siapa KSAU baru?

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI IB Putu Dunia
Foto: wikipedia
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI IB Putu Dunia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – KSAU, Marsekal Ida Bagus Putu Dunia, akan segera mengakhiri masa jabatannnya di TNI dalam waktu dekat, hal  ini menandakan dirinya akan diganti dengan orang baru yang akan menjadi orang nomor satu di matra udara tersebut.

Pengamat militer Universitas Padjajaran, Muradi, Phd, menyatakan pengganti Ida Bagus harus orang yang kompeten dan memahami orientasi politik besar Jokowi-JK sehingga dapat membantu mewujudkan gagasan Indonesia sebagai negara maritim. "Jangan sampai "jenderal salon" yang jadi KSAU, atau yang hanya bermodalkan kedekatan dengan presideen atau menteri di era sebelumnya", ujarnya, saat dihubungi, Sabtu (22/11).

Jokowi harus mengangkat orang yang punya kemampuan penuh untuk memperkuat Indonesia sebagai negara maritim. KSAU mendatang harus profesional dan tidak hanya menguasai matra udara, tapi juga bisa berkoordinasi dengan baik dengan matra lainnya. "Maka, pergantian orang nomor satu di setiap matra menjadi sangat penting untuk segera dilakukan", tambahnya. Terlebih lagi persoalan kemaritiman.

Pihaknya mengamati beberapa calon KSAU yang beredar. Wakil KSAU Marsdya Bagus Puruhitno dan Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya Ismono Wijayanto. Marsdya Bagus Puruhitno adalah bekas ajudan mantan presiden SBY dan dekat dengan cikeas. Bagus dinilai tidak cukup memiliki prestasi dan kenaikannya dianggap lebih karena kedekatanya dengan elit politik di rezim sebelumnya.

Sementara Ismono yang dekat dengan seniornya, marsekal (purn) Joko Suyanto juga dianggap tidak terdengar sebagai jenderal yang banyak prestasi. Keduanya adalah alumnus Akademi Angkatan Udara tahun 1983 (Ismono) dan 1984 (Bagus), artinya jika salah satunya menjadi kepala. Staff maka akan melangkahi satu Angkatan, karena Ida bagus adalah Angkatan 1981.

Presiden Jokowi, menurut Muradi, membutuhkan figur yang satu visi dan sanggup membantu untuk mewujudkan visi politik Presiden Jokowi membangun Indonesia sebagai negara maritim yang disegani dunia.

"Negara maritim artinya kita harus punya Angkatan laut dan Angkatan Udara yang kuat sekaligus", imbuhnya. Jokowi tidak boleh salah pilih pimpinan matra karena dapat mengancam agenda besar politiknya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement