Ahad 10 Aug 2014 17:27 WIB

Pemkot Bogor Nilai Penjual Bendera Dianggap Merusak Pemandangan Kota

Rep: c74/ Red: Muhammad Hafil
Pedagang merapikan dagangan bendera di kawasan Tebet, Jakarta, Kamis (7/8). (Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pedagang merapikan dagangan bendera di kawasan Tebet, Jakarta, Kamis (7/8). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor mengeluhkan keberadaan para pedagang bendera musiman yang menjalar di Kota Bogor. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor Daud Nedo Darenoh, mengeluhkan para pedagang bendera yang berjualan dengan merusak keindahan Kota Bogor.

”Pedagang banyak yang menggunakan paku di pohon untuk memajang dagangannya,” keluhnya (10/8).

Pedagang bendera menjajakan dagangannya dengan cara memaku pohon yang ada di lokasi penjualan mereka. Dari pantauan Republika , ada puluhan pedagang bendera musiman mengais rejeki menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia. Para pedaganga menjajakan barang dagangannya diruas jalan. Tidak hanya memaku pohon namun juga merusak estetika kota. Daud mengatakan tak hanya merusak pohon, para pedagang pun kerap kali merusak taman kota yang disediakan untuk mempercantik pemandangan.

Daud mengatakan dalam waktu dekat DKP Kota Bogor akan bekerjasama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bogor untuk menertibkan para pedagang yang merusak keindahan kota.”Kita kembalikan fungsi taman kota dan pohon-pohon yang ada di Kota Bogor, jangan hanya untuk kepentingan pribadi pohon-pohon itu dirusak,” tegasnya.

Salah satu pedagang bendera Supiyandi mengatakan menjelang Hari Kemerdekaan ia hanya ingin mencari rezeki. Momen ini membantunya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Laki-laki asal Cianjur ini tidak pernah bermaksud untuk merusak pemandangan kota. Ia hanya berjualan sampai tanggal 17 Agustus. Setelah itu ia akan kembali berjualan kue cubit seperti biasanya. Ia berharap Pemerintah Kota tidak terlalu keras terhadap para pedagang bendera seperti dirinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement