REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar hukum internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana menyatakan Idul Fitri merupakan momentum tepat bagi Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Liga Arab untuk bersatu menekan Amerika Serikat (AS) agar menghentikan serangan Israel terhadap Palestina.
"Sebagai negara berpenduduk Islam terbesar di dunia, Indonesia harus berperan aktif mendorong persatuan OKI dan Liga Arab untuk bersama-sama menekan AS. Saat ini, hanya AS yang dapat menghentikan serangan biadab Israel terhadap Palestina," tutur Hikmahanto saat dihubungi Republika, Rabu (30/7) siang.
Menurut Hikmahanto, Indonesia membela Palestina bukan karena kedua negara sama-sama memiliki penduduk mayoritas Islam, tetapi karena konstitusi Indonesia, berdasarkan pembukaan UUD 1945, menegaskan "Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan".
Dalam suasana Iedul Fitri ini, setiap manusia, khususnya ummat Islam, harus kembali ke fitrah, yakni manusia yang tidak melakukan kekerasan dan tidak melanggar hak asasi milik manusia lainnya. "Jadi, serangan Israel melanggar fitrah kemanusiaan," ungkap Hikmahanto.
"Pasca Iedul Fitri, hendaknya Indonesia kembali aktif berdiplomasi di dunia internasional untuk menekan AS agar menghentikan serangan Israel terhadap Palestina," papar Hikmahanto.
Hikmahanto menilai negara-negara besar dan badan-badan dunia seperti PBB, Uni Eropa, AS dan Liga Arab tidak mampu menghentikan serangan Israel. Proposal Mesir untuk tercapainya gencatan senjata di jalur Gaza, Palestina, juga menghadapi ancaman serius dari Israel.
Saat ini, Israel harus segera menghentikan serangannya terhadap Israel, pihak HAMAS juga harus menghentikan serangannya terhadap Israel saat gencatan senjata disepakati. Hikmahanto pun menegaskan Palestina memiliki hak penuh atas tanah airnya yang selama ini dirampas dan dijajah Israel, jadi harus dikembalikan Israel jika ingin perdamaian terwujud.